PSIKOLOGI ANAK

Ajari Anak Memahami Makna Maaf

Anak yang tidak pernah diajarkan untuk memahami makna ‘maaf’, cenderung tumbuh menjadi pribadi yang kurang memiliki empati, dan egois.

Evi Junita, M.Psi | 11 Juni 2020

Jangan pernah menganggap sepele sikap minta maaf atau memaafkan. Anak seharusnya diajari memahami makna maaf sejak usia dini. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan yang konsisten dalam mengajarkan makna maaf, umumnya akan menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan disukai oleh orang-orang di sekitarnya.

Sudah bisa diajarkan sejak usia 4 tahun

Mengacu pada teori perkembangan psikologis, seorang anak dapat dikenalkan dengan hal-hal yang terkait dengan norma dan moralitas sejak usia 4 tahun karena perkembangan bahasa anak sudah berkembang pesat. Ia mulai bisa memahami instruksi atau perintah dalam bentuk kalimat yang kompleks.

Selain itu, ia juga sudah mulai mengenal lingkungan lain di luar dirinya seperti orangtua, saudara atau teman-teman sebayanya. Di saat itu pula lingkungan perlu mengenalkan anak pada makna kata-kata normatif yang memiliki pesan moral seperti: terima kasih, tolong, permisi, dan maaf.

Ada beberapa tahapan sampai anak mengerti dan memahami makna maaf;

1. Preconventional morality (usia 4-10 tahun)

Penekanannya pada kontrol lingkungan, sehingga standar yang dibuat mengikuti tuntutan atau aturan yang ada di lingkungan. Pada tahap ini, anak diajari mematuhi aturan. Misalnya ketika berbuat salah atau melanggar aturan, maka orangtua atau figur dewasa lain menegur dan memberi arahan. Ajari anak untuk mengakui kesalahannya dan meminta maaf pada pihak yang dirugikan. Secara umum, anak pada tahap ini memang belum paham sepenuhnya mengenai arti kata maaf yang sebenarnya.

2. Conventional morality (usia 10-13 tahun)

Anak mulai memahami pesan-pesan moral yang diajarkan orangtuanya atau lingkungan. Anak di usia ini mulai melakukan sesuatu untuk menyenangkan hati orang lain atau mengikuti standar yang dituntut oleh lingkungan. Oleh karenanya, pada tahap ini anak mulai bisa mengerti kenapa dirinya perlu meminta maaf pada orang lain dan mudah memaafkan.

3. Postconventional morality (usia 13 tahun ke atas)

Pribadi anak mulai terbentuk. Anak telah mengerti secara utuh mengenai makna maaf yang seutuhnya. Di sini orangtua dituntut untuk bersikap sebagai contoh yang baik. Jangan gengsi atau malu untuk meminta maaf pada anak jika memang orangtua yang melakukan kesalahan.

Ajari anak memahami makna maaf juga dapat menjauhkan ia dari sikap-sikap negatif yang merugikan dirinya sendiri, seperti kurang mampu berempati, sering memaksakan kehendak, sulit menerima kritik dan saran, serta bersikap lebih tinggi dari yang lain (sombong). Jadi, ia tak akan memiliki hambatan dalam bersosialisasi dengan lingkungannya.

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan