ANAKKU SPESIAL

Anak Autistik pun Berhak Bahagia

Anak dengan ASD (autism spectrum disorder) mengalami berbagai gangguan dan hambatan dalam kesehariannya. Namun demikian, anak autistik pun berhak merasa bahagia.

Desi Hariana | 22 April 2024

Semua anak berhak merasa bahagia, termasuk juga anak dengan gangguan ASD. Anak autistik mungkin mengalami hari-hari yang lebih menantang dibandingkan anak tipikal, namun mereka pun berhak merasakan hidup yang bahagia. Bagaimana cara mewujudkan kebahagiaan dalam kehidupan anak-anak autistik ini? Berikut adalah beberapa triknya.

Perasaan negatif yang dialami anak autistik

Anak dengan ASD memiliki perasaan negatif yang dapat membuatnya merasa khawatir atau depresi, seperti:

  • Merasa terisolasi atau kesepian karena sulit menjaga hubungan dengan orang lain.
  • Merasa ‘berbeda’, ‘aneh’, atau tidak sesuai dengan lingkungannya.
  • Rendah diri karena pernah mengalami kejadian negatif sebelumnya.
  • Orang lain sering salah paham dengan apa yang dimaksud.
  • Salah memahami apa maksud orang lain.
  • Kesulitan menyampaikan atau memperlihatkan emosi.
  • Merasa harus berusaha lebih keras untuk hal-hal yang terlihat mudah dilakukan orang lain.
  • Rentan mengalami perundungan, diskriminasi, atau sikap tidak adil.
  • Merasa cemas ketika berada di area publik, karena mengalami beban sensori berlebihan.
  • Berat atau merasa kelelahan saat harus bersosialisasi dengan orang di sekitarnya.
  • Merasa cemas secara umum, terutama ketika ada perubahan jadwal sehari-hari.
  • Kurangnya rasa percaya diri atau identitas pribadi yang kuat.

Stereotipe atau kesalahpahaman yang beredar di masyarakat tentang autisme juga meningkatkan kesulitan yang dialami oleh individu autistik. Namun demikian, bukan berarti bahwa anak-anak dengan ASD tidak dapat merasakan kebahagiaan. Kita pun dapat mendukung anak autistik untuk bisa ahagia.

Beberapa trik untuk mendukung anak autistik merasa bahagia

Berikut adalah beberapa hal-hal yang mudah dilakukan sehari-hari pada anak autistik dan dapat mendukung mereka untuk merasa bahagia:

1. Fokus pada kelebihan anak

Tingkatkan rasa percaya diri anak dengan selalu mengingatkan atau fokus pada kelebihan yang dimiliki anak. Misalnya ia adalah anak yang pintar memasak, rajin membereskan rumah, rajin membuat karya dengan tangannya. Berikan pujian yang dapat menguatkan perasaan positif yang dirasakannya.

2. Menjalani hidup yang sesuai untuknya

Hindari membanding-bandingkan dengan kondisi anak lain, anak dengan autisme akan menemukan hidup yang memang sesuai untuknya. Ia mungkin tak perlu terlalu banyak berhubungan dengan orang lain, atau bisa bekerja sendiri di rumah. Anak autistik merasakan kesulitan untuk beradaptasi, jadi daripada memaksa diri untuk beradaptasi, biarkan anak menjalani kesehariannya dengan nyaman.

3. Menerima bantuan orang lain itu boleh-boleh saja

Anak autistik perlu didorong untuk meminta bantuan saat ia memang membutuhkan bantuan tersebut. Ia tak perlu malu melakukannya, karena suatu saat ia pun dapat membantu orang lain dengan kemampuan yang dimilikinya. Rasa ‘bermanfaat’ bagi orang lain dapat meningkatkan kepercayaan diri anak dengan ASD.

4. ‘It’s OK to be myself’

Anak mungkin akan merasa dirinya aneh atau berbeda dibandingkan teman lainnya yang tipikal. Namun Anda dapat mendukung anak autistik untuk tidak takut atau malu menjadi dirinya sendiri. Ia mungkin merasa cemas dirinya tidak bisa diterima di lingkungannya, namun ingatkan anak bahwa ia akan lebih bahagia jika menjadi dirinya sendiri daripada harus mencoba menjadi seperti orang lain.

5. Memahami kondisi autisme yang ia alami

Anak-anak biasanya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Begitu pula dengan anak-anak dengan ASD. Beberapa dari mereka bahkan memiliki kecerdasan yang cukup untuk dapat mencari tahu kondisi autisme yang ia alami. Anda dapat membantunya dengan memberikan buku atau tautan yang dapat membantunya memahami apa yang sebenarnya ia alami.

Semakin baik pemahaman anak, semakin besar kemungkinan penerimaan terhadap dirinya sendiri, dan ia pun dapat memberi penjelasan pada orang di sekitarnya yang belum terlalu paham mengenai gangguan autisme tersebut.

Kebahagiaan memang memiliki ukuran atau definisinya masing-masing berdasarkan setiap individu. Bagi anak dengan ASD, mengikuti kegiatan yang sesuai dengan minat mereka saja sudah bisa menjadi sumber kebahagiaan tersendiri. Bahkan anak  yang terlihat tenang, sebenarnya bisa saja sedang merasa sangat berbahagia. Dukungan Anda pada anak dengan ASD akan mendorongnya untuk bahagia.

Sumber:

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan