Anak Sudah Besar Masih ‘Ngeces’
Anissa Aryati | 30 Oktober 2020
‘Ngiler’ atau ‘ngeces’ pada bayi memang terlihat lucu. Ibu biasanya sibuk sebentar-bentar mengganti bib atau baju bayi yang basah. ‘Ngeces’ pada bayi bisa disebabkan banyak hal namun seiring bertambah usia mengeces akan berhenti dengan sendirinya. Jadi, jika anak sudah besar masih ‘ngeces’, Anda perlu tahu penyebabnya.
Bayi ‘ngeces’ itu wajar
‘Ngeces’ atau drooling pada bayi biasanya terjadi jika kadar produksi air ludah sudah berlebih dan mencapai 1-1,5 liter per hari. Air liur berfungsi melindungi gigi dan gusi serta mencuci mulut bayi dari timbunan bakteri penyebab bau mulut. Air liur dengan kandungan enzim amylase-nya berguna untuk mencerna protein dan karbohidrat. Sumber air liur 70% dari kelenjar di bawah tulang rahang, dan 10% dari kelenjar ludah di bawah lidah.
Kondisi ‘ngeces’ pada bayi sebenarnya tergantung pada pematangan fungsi otot mulut. Semakin matang fungsi otot mulut, maka kemungkinan ‘ngeces’ juga semakin berkurang. Bayi ‘ngeces’ biasanya disebabkan beberapa hal, salah satunya karena bayi mau tumbuh gigi. Hal lainnya juga bisa disebabkan karena tidak adanya gigi pada mulut bayi yang membuat tak mampu menahan air liur.
Menghadapi bayi yang mudah ‘ngeces’, sangat disarankan untuk selalu menjaga kebersihan mulut bayi dengan membersihkan sisa makanan apabila ia selesai makan. Ini untuk menghindari berbagai infeksi akibat sisa-sisa makanan yang menempel di area mulut. ‘Ngeces’ pada bayi normalnya terjadi hingga berusia 18-24 bulan.
Bila ‘ngeces’ tak berhenti
Pada usia anak di atas 2 tahun ‘ngeces’ bisa terjadi karena ada masalah saat mengonsumsi sesuatu yang ditelan, atau bisa juga pertanda adanya gangguan kesehatan. Makanan yang dikonsumsi juga dapat memengaruhi kondisi anak sudah besar masih ‘ngeces’. Misalnya memakan makanan yang asam atau minum beberapa jenis obat yang dapat meningkatkan produksi air liur.
Ada juga yang disebabkan masalah kesehatan yang bersifat organik, misalnya ukuran lidah yang besar, karies gigi, gigi tidak menutup dengan baik, atau adanya infeksi pada gusi. Masalah kesehatan lainnya yang membuat anak besar masih‘ngeces’ bisa juga diakibatkan hidung yang tersumbat, pembesaran kelenjar adenoid yang disertai pernafasan melalui mulut, atau pilek kronik.
Anak sudah besar masih ‘ngeces’ juga bisa terjadi pada anak dengan gangguan motorik seperti cerebral palsy. Sebagian tubuhnya mengalami kelumpuhan, termasuk gangguan otot mulut yang membuat air liur tidak bisa tertelan.
Anak yang masih mengeces di usia yang sudah cukup besar tentu memerlukan pemeriksaan dari dokter untuk mengetahui secara lebih jelas apa penyebabnya. Dalam hal ini ada beberapa pemeriksaan yang akan dijalani anak seperti pemeriksaan saraf lengkap, pemeriksaan dengan radioisotop untuk menilai kelenjar air liur, foto untuk melihat pembesaran adenoid dan lainnya.
Referensi:
- https://www.healthline.com/health/drooling#treatment
- https://www.momjunction.com/articles/home-remedies-to-cure-excessive-drooling-in-toddlers_00351062/
- Traci L Vaughn TL, Brown KR. Drooling. Emedicine, October 30, 2003.
- Crysdale WS: Management options for the drooling patient. Ear Nose Throat J 1989: 820, 825-6, 829-30.
- Medline Plus. Drooling. March 5, 2004.