Apa Perbedaan ADHD dan Autisme?
Dyah Soekasto | 14 April 2022
Anak dengan gangguan perilaku attention deficit/hyperactivity disorder (ADHD) dan autisme dapat terlihat sangat mirip satu sama lain. Anak-anak dengan kedua kondisi ini memiliki masalah dalam hal memusatkan perhatian. Mereka berperilaku impulsif atau sulit berkomunikasi serta memiliki masalah dengan tugas sekolah dan bersosialisasi.
Meskipun ADHD dan autisme memiliki banyak gejala yang sama, keduanya adalah kondisi yang berbeda. Gangguan spektrum autisme adalah serangkaian gangguan perkembangan terkait yang dapat memengaruhi kemampuan bahasa, perilaku, interaksi sosial, dan kemampuan belajar. ADHD memengaruhi cara otak mengatur perhatian dan kontrol impuls.
Diagnosis yang tepat sejak dini membantu anak mendapatkan pengobatan yang tepat agar tidak ketinggalan perkembangan dan pembelajaran yang penting. Anak dengan kondisi ini kelak dapat memiliki kehidupan yang sukses dan bahagia.
Apa perbedaan ADHD dan autisme?
Coba lihat bagaimana anak saat memperhatikan sesuatu. Anak autistik berjuang untuk fokus pada hal-hal yang tidak mereka sukai, seperti membaca buku atau melakukan teka-teki.
Anak autistik mungkin lebih terpaku pada hal-hal yang mereka sukai, seperti bermain dengan mainan tertentu. Anak-anak dengan ADHD sering kali tidak menyukai dan menghindari hal-hal yang harus mereka fokuskan.
Tanyakan dokter
Jika Anda ragu apakah Si Kecil ADHD atau autisme, bicarakan dengan dokter Anda tentang tes apa yang diperlukan untuk mengetahui perbedaan ADHD dan autisme. Tidak ada ciri tertentu yang dapat mengatakan apakah seorang anak memiliki salah satu kondisi tersebut, atau keduanya. Anda dapat mulai dengan dokter anak Anda, yang mungkin merujuk ke dokter spesialis untuk melakukan tes serta menegakkan diagnosis dengan benar.
Untuk mendiagnosis ADHD, dokter mencari pola perilaku dari waktu ke waktu seperti apakah anak terganggu atau pelupa, tidak fokus, serta mengalami kesulitan menunggu giliran, tampak gelisah atau sering melakukan gerakan menggeliat. Mereka akan meminta umpan balik dari orangtua, guru, dan orang dewasa lain yang merawat anak. Dokter juga akan mencoba mengesampingkan kemungkinan penyebab lain dari gejala tersebut.
Diagnosis autisme dimulai dengan orangtua menjawab kuesioner tentang anak, tentang perilaku anak. Tes dan alat lebih lanjut dapat mencakup lebih banyak kuesioner, survei, dan daftar periksa, serta wawancara dan kegiatan yang diamati. Apapun diagnosis yang disampaikan oleh dokter, pastikan anak Anda mendapatkan perawatan yang tepat sesuai kondisinya.
Terapi yang dibutuhkan
Mengatasi kondisi ADHD pada anak bisa dilakukan dengan beberapa cara. Pada anak-anak yang lebih kecil bisa dimulai dengan terapi perilaku, dan dokter mungkin meresepkan obat jika tidak melihat adanya kemajuan. Anak-anak yang lebih besar biasanya akan mendapatkan keduanya. Gejala ADHD, dan pengobatannya, dapat berubah seiring waktu.
Berbagai jenis terapi: perilaku (behaviour), terapi wicara, integrasi sensorik, dan fisioterapi dapat membantu anak-anak dengan autisme untuk berkomunikasi dan bergaul dengan lebih baik. Obat tidak dapat menyembuhkan kondisi autisme pada anak, tetapi dapat membuat gejala terkait seperti kesulitan fokus atau energi tinggi lebih mudah untuk dikelola.
Referensi: