Bahaya Anak Senang Jajan
Desi Hariana | 6 Desember 2022
Makanan yang dijajakan di pinggir jalan memang sudah menjadi hal yang lumrah ditemukan di Indonesia. Apalagi di area dekat sekolah. Bagi anak, jajan menjadi pilihan untuk mengisi perut di saat waktu istirahat tiba. Sekolah yang memiliki kantin sendiri memang belum terlalu banyak, sebagian besar anak sekolah masih jajan pada penjual makanan di pinggir jalan.
Sebenarnya, bahaya anak senang jajan muncul dari sisi kebersihan dan nutrisi makanan itu sendiri. Kita tidak tahu apakah makanan tersebut memenuhi kebutuhan gizi anak, atau mengandung bibit penyakit yang berbahaya.
Penyakit yang bisa menular melalui jajanan ‘tak sehat’
Berbagai gangguan kesehatan dapat muncul akibat kebiasaan jajan yang tidak memperhatikan kebersihan pengolahan atau pemilihan bahannya:
- Senyawa kimia yang menempel pada bahan makanan maupun penggunaan pewarna yang dapat menyebabkan gangguan imunitas, hingga beberapa jenis kanker.
- Pembelian bahan pangan yang lebih murah untuk menekan harga produksi, membuat para penjual sering kali tidak memperhatikan kesegaran bahan. Hal ini meningkatkan kemungkinan makanan terpapar mikroba patogen seperti Eschericia coli, Clostridium, atau Shigella.
- Pengolahan bahan makanan yang kurang higienis juga dapat menyebabkan terjadinya kontaminasi kuman seperti Bacilllus, Salmonella, dan E. Coli.
- Penyimpanan dan membersihkan peralatan yang kurang baik dapat menyebabkan penularan penyakit seperti hepatitis, tipus, bahkan leptospirosis.
- Kebersihan diri dari penjual yang jarang mencuci tangan atau tidak menggunakan sarung tangan plastik. Mengingat ia juga harus memegang uang.
- Terlalu banyak penggunaan perasa makanan, minyak goreng (sering kali bekas), atau gula juga tidak baik untuk anak dalam jangka panjang.
Membawa bekal sehat dari rumah
Melihat banyaknya bahaya anak senang jajan, pilihan terbaik sebenarnya adalah dengan membekali anak makanan dari rumah. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam menyiapkan bekal bagi anak?
- Baik makanan utama maupun camilan perlu dipersiapkan yang mengandung nutrisi seimbang dengan porsi kecil. Bisa roti lapis keju, roti selai kacang, puding susu, lemper, risoles, dan lainnya.
- Bekal makanan yang disiapkan bebas dari bahan pangan berbahaya seperti pewarna formalin, asam borat, asam salisilat, kalium klorat, dan bahan lainnya yang dilarang oleh BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan).
- Mengolah bekal dengan higienis, mencuci semua bahan makanan, serta menggunakan peralatan yang bersih.
- Hindari membekali anak dengan makanan yang tinggi sodium atau gula.
- Berikan camilan sehat seperti buah potong dan susu rendah lemak bagi anak yang obesitas agar dapat mengontrol asupan kalorinya.
- Membawakan juga air putih karena dengan demikian ia terbiasa dan menghindari minuman manis.
- Orang tua juga perlu memberi contoh dengan kebiasaan makan makanan rumah.
Bahaya anak senang jajan tidak hanya terkena penyakit menular, tapi juga penyakit yang baru akan muncul di kemudian hari, seperti diabetes, kerusakan organ, kanker, dan lain sebagainya. Meminta anak untuk tidak jajan mungkin tidak akan mudah, namun dengan membuatkan ia bekal makanan yang disukainya, maka anak dapat mulai mengurangi bahkan menghilangkan kebiasaan senang jajannya.
Referensi: