DUNIA SEKOLAH

Bahaya Beban Akademik Bagi Si Kecil

Kesuksesan anak tidak selalu tergantung pada kemampuan akademiknya. Bahkan beban akademik yang berlebihan dapat berbahaya bagi perkembangan jiwa anak.

Desi Hariana | 21 Januari 2020

Bagi orangtua, ‘kesuksesan’ itu berbanding lurus dengan prestasi akademik yang gilang gemilang. Padahal kesuksesan anak sangat tergantung pada kecerdasan mental dan sosialnya. Sayangnya, di negara-negara Asia, seperti juga di Indonesia, umumnya para guru maupun orangtua malah ‘berlomba’ memberi beban akademik berlebih pada anak. 

Semakin muda semakin baik, benarkah?

Karena ingin anak unggul dalam bidang akademik, orangtua umumnya mengenalkan Si Kecil pada angka, huruf, warna, nama-nama benda dan lain sebagainya, di usia yang sangat belia. Beberapa orangtua juga sudah memasukkan anak ke ‘sekolah’, padahal secara mental Si Kecil bisa jadi belum siap.

Hati-hati, overstimulasi pada anak juga bisa merugikan. Efeknya, Si Kecil jadi mudah stres dan lebih sering mengalami tantrum. Saat memasuki usia sekolah, ia malah bisa merasa jenuh, atau tidak suka belajar. Sesuaikanlah tahapan belajar anak dengan usia dan perkembangannya, setiap anak memiliki laju yang berbeda.

Beban PR (pekerjaan rumah)

Sering pusing melihat begitu banyaknya PR yang diberikan kepada anak SD zaman sekarang? Anda tidak sendirian. Padahal, menurut berbagai penelitian, memberi PR banyak pada anak tidak akan memperbaiki nilai akademik anak di sekolah. Bahkan di beberapa kasus malah membuat nilainya memburuk karena anak kurang istirahat atau tidak bersemangat.

Menurut Harris Cooper, seorang profesor pendidikan di Duke University, PR bagi anak itu ibarat obat, jika dikonsumsi dalam jumlah yang tepat, maka akan memberikan efek yang baik. Namun jika terlalu banyak, hanya akan menjadi racun. Ia merekomendasikan agar siswa diberi waktu tidak lebih dari 10 hingga 15 menit per malam untuk mengerjakan PR ketika SD. Waktu ini bisa ditambah sedikit demi sedikit setiap tingkatannya. 

Peneliti lain, Profesor Etta Kralovec dari Universitas Arizona, justru menemukan bahwa PR baru benar-benar berguna bagi siswa SMA. Tapi manfaatnya menurun pada siswa SMP dan sama sekali tak bermanfaat bagi siswa SD.

Solusinya, guru dapat memberi anak-anak SD pekerjaan rumah berupa tugas menarik sesuai dengan minatnya. Atau tidak perlu diberi PR, tapi minta orangtua untuk mendorong Si Kecil menikmati kegiatan yang ia sukai dan memperkaya kemampuannya. Misalnya ia bisa belajar alat musik atau seni lainnya. 

 

Referensi:

  • https://academiamag.com/beasts-of-educational-burden-kids/
  • https://www.livescience.com/19379-homework-bad-kids.html
  • https://hellosehat.com/parenting/tips-parenting/dampak-banyak-pr-untuk-anak/
Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan