Berbagai Jenis Disabilitas Belajar
Desi Hariana | 28 Juli 2023
Anak-anak dapat saja terlihat normal dalam berbagai kegiatan sehari-hari mereka, namun ketika berurusan dengan topik ‘belajar’ mereka seperti kewalahan. Kita perlu mengenali berbagai jenis disabilitas belajar dan memperhatikan apa yang terjadi pada anak. Sebaiknya memang segera dilakukan penanganan pada anak dengan disabilitas belajar agar kemampuannya tidak terhambat.
Apa saja jenisnya?
Sebenarnya, jenis disabilitas belajar ini cukup banyak, namun berikut adalah yang paling sering atau cukup umum untuk ditemui pada anak:
1. Disleksia
Jenis disabilitas belajar ini adalah yang paling umum ditemukan, sekitar 80% dari keseluruhan kasus disabilitas belajar adalah disleksia. Karakteristiknya adalah kesulitan untuk berbicara, membaca, menulis, atau memahami kata-kata. Disleksia memang mempengaruhi proses bahasa sehingga anak mengalami gangguan perkembangan kosa kata, yang berefek pada tata bahasa, pemahaman bacaan, dan kemampuan bahasa lainnya.
2. Disgrafia
Anak dengan gangguan disgrafia kemungkinan mengalami kesulitan untuk menyampaikan ide yang ada di kepala mereka melalui tulisan, karena ada masalah dalam kosa kata, pengejaan, tata bahasa, emosi, dan berpikir secara kritis. Kondisi ini biasanya ditandai dengan tulisan tangan yang buruk, serta sulit untuk menulis sambil berpikir.
3. Diskalkulia
Sering juga dikenal sebagai ‘disleksia matematika’, gangguan belajar yang berhubungan dengan konsep matematika, seperti mengenal angka, memahami rumus, dan sebab akibat. Mereka umumnya akan mengalami kesulitan saat menghitung uang, membaca jarum jam, melakukan proses penghitungan di kepala, dan lainnya.
4. APD (auditory processing disorder)
Anak dengan APD mengalami kesulitan untuk memproses suara yang masuk ke telinga. Mereka sering kebingungan untuk membunyikan suatu kata, atau memilah suara, misalnya suara ibu dengan suara keramaian di dapur.
5. LPD (language processing disorder)
Biasanya gangguan ini muncul bersamaan dengan APD, ditandai dengan kesulitan untuk memproses bahasa langsung. Anak kesulitan untuk mengartikan kelompok suara yang mewakili kata, kalimat, atau cerita.
6. NVLD (nonverbal learning disabilities)
Anak mengalami kesulitan untuk memahami isyarat nonverbal seperti ekspresi wajah, gerak tubuh, nada suara, dan sinyal nonverbal lainnya.
7. Visual perceptual/visual motor deficit
Gangguan terjadi pada koordinasi tangan-mata dan aktivitas motorik. Anak sering lupa sampai baris mana ia membaca, memperlihatkan gerakan mata yang tak biasa ketika membaca atau menulis, sulit membedakan dua huruf yang tampilannya mirip, sulit untuk menavigasi lingkungannya, dan berusaha keras untuk dapat menguasai memegang alat tulisnya dengan benar.
Setiap anak dengan disabilitas belajar ini perlu mengikuti terapi atau latihan yang sesuai dengan gangguan yang dialami. Hal ini untuk memudahkan mereka dalam menghadapi segala hal yang ditemui di lingkungannya, apalagi karena kondisi atau gangguan ini dialami anak seumur hidup. Ajak anak menemui psikolog anak untuk mengetahui langkah apa yang perlu dilakukan baginya.
Referensi: