Cegah Alergi pada Anak
Prof. Dr. dr. Zakiuddin Munasir, Sp.A(K) | 30 November 2020
Alergi berhubungan dengan sistem imunitas tubuh kita. Cegah alergi pada anak berarti kita perlu menjaga agar imunitas tubuhnya tetap berfungsi dengan baik.
Sekitar 70% daya tahan tubuh manusia ditemukan pada saluran cerna, salah satunya adalah dengan bantuan probiotik yang menjaga kesehatan saluran cerna. Probiotik adalah bakteri hidup yang menguntungkan dan mampu membantu meningkatkan daya tahan tubuh bayi, serta mengurangi risiko alergi.
ASI dapat cegah alergi pada anak?
Peran nutrisi sempurna ASI tidak tergantikan dalam memberi fungsi kekebalan tubuh yang melindungi bayi dari berbagai risiko alergi dan infeksi. Pada beberapa penelitian, pemberian ASI eksklusif selama empat sampai enam bulan berhubungan dengan rendahnya angka kejadian penyakit alergi.
Penelitian yang dilakukan di Australia pada sekitar 2000 anak selama enam tahun menyimpulkan bahwa risiko terjadinya asma berkurang pada bayi yang mendapatkan ASI eksklusif.
Jika bayi terpapar susu formula sejak awal kelahirannya, kemungkinan akan terjadinya alergi semakin tinggi. Mengapa hal ini terjadi? Karena permukaan saluran cerna bayi memiliki kemampuan serap yang tinggi terhadap molekul protein besar (misalnya protein susu sapi). Pada bayi dengan risiko alergi (atopik), masuknya molekul besar ini menjadi proses pengenalan pertama terhadap alergen (penyebab reaksi alergi). Paparan molekul yang sama selanjutnya akan menyebabkan timbulnya gejala alergi seperti gangguan saluran cerna, eksim, atau asma.
Pantang makanan untuk ibu menyusui
Selain memberikan perlindungan terhadap infeksi dan alergi, ASI juga dapat menjadi ‘media penyalur’ alergen yang bisa menimbulkan gejala pada bayi atopik. Beberapa alergen yang ditemukan pada ASI antara lain susu sapi, telur, dan kacang. Meski demikian, AAP (American Academy of Pediatrics) tetap merekomendasikan ASI eksklusif sebagi pencegah alergi.
Bagi ibu yang memiliki bayi berisiko tinggi menderita alergi, dianjurkan berpantang beberapa makanan berbahan alergen, ini disebut diet eliminasi. Mengapa tidak dimulai saat kehamilan? Ternyata berbagai penelitian tidak bisa membuktikan hubungan diet saat hamil dengan alergi pada bayi kecuali untuk diet kacang tanah. Karena pencegahan alergi dengan menghilangkan kacang tanah dari menu ibu hamil tidak memengaruhi kebutuhan gizi dan membantu ibu untuk melanjutkan dietnya nanti saat menyusui.
Kadar alergen susu sapi pada ibu yang diet eliminasi lebih rendah daripada yang tidak diet, begitu juga bila ibu mengonsumsi formula susu whey hydrolysate.
Haruskah ibu hamil diet tertentu?
Eliminasi telur, susu, dan ikan pada ibu menyusui selama tiga bulan pertama akan mengurangi tercetusnya alergi pada bayi di tiga bulan berikutnya, serta menurunkan kejadian kelainan kulit akibat alergi pada enam bulan berikutnya.
Eksim jarang terjadi pada bayi yang disusui ibu yang melakukan diet eliminasi terhadap susu sapi, telur, ikan, kacang tanah, dan kedelai, dibandingkan ibu yang tidak diet. Pengurangan eksim ini terjadi hingga usia 3, 6, 18 bulan, namun tidak lagi berlangsung pada usia anak yang lebih tua.
Makanan apa yang harus dihindari oleh ibu hamil? Ibu hamil sebaiknya menghindari makanan laut. Sebagai gantinya, ibu dapat mengganti makanan laut dengan ikan air tawar. Selain itu, kacang tanah dan telur dapat diganti dengan daging ayam atau unggas lain.
Sebaiknya tidak melakukan diet eliminasi sembarangan karena dapat menyebabkan ibu kekurangan nutrisi. Beberapa ahli menganjurkan secara umum untuk melakukan diet eliminasi telur, susu sapi, dan ikan pada ibu menyusui setelah terbukti ada alergi makanan pada bayinya.
Diet yang dilakukan serampangan dapat menyebabkan ibu kurang gizi, bayi pun tak terpenuhi kebutuhannya, sehingga gagal tumbuh, atau justru mengakibatkan alergi. Jadi, perlu dipastikan dahulu apa penyebab alergi yang paling mungkin pada si kecil dan juga pada ibu.