KESEHATAN ANAK

Gangguan Ginjal Akut pada Anak

Berita mengenai gangguan ginjal akut pada anak yang banyak berseliweran di media sosial akhir-akhir ini membuat orang tua khawatir. Apa yang perlu kita waspadai dari penyakit ini?

Desi Hariana | 23 Oktober 2022

Kasus gangguan ginjal akut pada anak memang saat ini sedang menjadi pusat perhatian. Kementerian Kesehatan baru mendapatkan laporan kasusnya di akhir Agustus 2022, namun jumlah kasusnya meningkat dengan cepat. Pada 20 Oktober 2022 ditemukan setidaknya ada 200 kasus gagal ginjal akut pada anak yang tersebar di 20 provinsi dengan tingkat kematian di atas 50%. Tak heran jika hal ini membuat orang tua, terutama yang memiliki anak balita, merasa resah.

Gejala yang ditemukan pada anak

Penyakit yang kemudian kita ketahui disebut sebagai Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (Acute Kidney Injury/AKI) ini paling banyak ditemukan pada anak usia 1-5 tahun. Beberapa gejalanya adalah sebagai berikut:

  • diare
  • mual
  • muntah
  • demam selama 3-5 hari
  • batuk
  • pilek
  • sering mengantuk
  • jumlah air seni (BAK) sedikit atau disebut anuria.

Jika anak menunjukkan gejala seperti di atas, segera bawa ia ke fasilitas layanan kesehatan dan jangan lupa untuk menginformasikan obat yang dikonsumsi sebelumnya.

Apa penyebabnya?

Hingga saat ini, para ahli masih meneliti penyebab pasti dari peningkatan kasus gangguan ginjal akut pada anak. Namun dari penelitian awal ditemukan indikasi bahwa penyebabnya adalah zat berbahaya yang ditemukan pada obat sirup yang dikonsumsi anak sebelum sakit. Zat bahaya tersebut adalah etilen glikol (EG), dietilen glikol (DEG), dan etilen glikol nutil eter (EGBE).

Ketiga zat berbahaya tersebut semestinya tidak terkandung dalam obat sirup atau cair, kalaupun ada harus memiliki kadar sangat rendah sehingga tidak menjadi racun dalam tubuh. EG dan DEG adalah senyawa pelarut organik yang kadang disalahgunakan sebagai pelarut obat. Saat tertelan, EG dan DEG teroksidasi oleh enzim dalam tubuh yang kemudian membentuk asam oksalat berupa kristal tajam yang dapat mencederai organ tubuh seperti ginjal.

Anak-anak memiliki ginjal yang lebih kecil ukurannya dari orang dewasa sehingga efek zat berbahaya pada ginjal mereka akan lebih merusak. Kerusakan pada ginjal tentu saja akan berpengaruh pada proses pembuangan racun dari tubuh. Jika tidak segera ditangani dapat menyebabkan kematian.

Langkah apa yang perlu dilakukan oleh orang tua?

Pada tanggal 20 Oktober 2022, BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) telah mengumumkan daftar obat sirup yang mengandung EG dan DEG di atas ambang batas normal. Obat-obatan tersebut adalah Termorex Sirup, Flurin DMP Sirup, Unibebi Cough Sirup, Unibebi Demam Sirup, dan Unibebi Demam Drops. Merek obat sediaan cair lainnya masih berada dalam penelitian BPOM.

Menyikapi kasus gangguan ginjal akut pada anak yang sedang merebak ini, IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) memberikan imbauan kepada masyarakat sebagai berikut:

  • Sementara waktu tidak membeli obat bebas tanpa rekomendasi tenaga kesehatan sampai didapatkan hasil investigasi menyeluruh oleh Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan.
  • Tetap tenang dan waspada terhadap gejala Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal seperti berkurangnya atau tidak adanya buang air kecil secara mendadak pada anak.
  • Sebaiknya mengurangi aktivitas anak-anak, khususnya balita, yang memaparkan risiko infeksi (kerumunan, ruang tertutup, tidak menggunakan masker, dan lainnya).

Jika diperlukan, Ayah dan Ibu dapat menghubungi Hotline IDAI (melalu chat) di nomor 0888.1999.666 pada pukul 09.00-13.00 WIB dan akan dibalas dalam jangka waktu maksimal 3 X 24 jam. Jika keadaannya sangat mendesak, sebaiknya tidak menunda untuk membawa anak ke pusat kesehatan.

Referensi:

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan