Jangan Biarkan Kebiasaan Mengorok
Desi Hariana | 30 November 2022
Mengorok adalah kebiasaan mengeluarkan suara napas yang berisik saat tidur. Kondisi ini lebih sering ditemukan pada laki-laki atau mereka yang mengalami kegemukan. Semakin tua, kebiasaan mengorok biasanya akan semakin parah. Berhati-hatilah karena mengorok dapat menjadi pertanda munculnya gangguan kesehatan yang disebut OSA (obstructive sleep apnea).
Gejala OSA
OSA adalah alasan mengapa sebaiknya ayah jangan biarkan kebiasaan mengorok. Gejalanya adalah sebagai berikut:
- Ada yang memerhatikan napas berhenti cukup panjang saat tidur.
- Sering mengantuk di siang hari.
- Kesulitan untuk berkonsentrasi
- Sakit kepala
- Tenggorokan terasa tak nyaman ketika bangun dari tidur.
- Tidur gelisah
- Saat tidur di malam hari kadang seperti merasa tersedak atau susah bernapas.
- Tekanan darah tinggi
- Sakit di dada saat malam hari
- Bunyi mengorok sampai mengganggu tidur pasangan.
Karakteristik OSA adalah bunyi mengorok yang sangat keras, diikuti dengan periode senyap ketika napas terhenti atau hampir terhenti. Ayah dapat terbangun karena napas terganggu sehingga tidurnya tidak berkualitas, dan saat bangun tidak merasa segar. Penderita OSA rata-rata mengalami lima kali napas melambat atau berhenti sepanjang tidur malam.
Faktor risiko mengorok
Mereka yang masuk ke dalam kategori berikut memiliki risiko tinggi untuk mengalami kebiasaan mengorok atau OSA:
- Laki-laki
- Memiliki berat badan berlebih
- Memiliki jalur napas yang sempit. Bagian langit-langit mulut yang lembek, atau kelenjar adenoid yang besar, dapat menyebabkan jalur napas menyempit.
- Sering minum minuman beralkohol
- Mengalami gangguan di hidung
- Memiliki riwayat keluarga yang juga mengorok atau OSA.
Mengatasi kebiasaan mengorok
Ayah sebaiknya jangan biarkan kebiasaan mengorok dan segera mengatasinya. Sebaiknya berkonsultasi ke dokter untuk memastikan apakah butuh penanganan medis atau tidak. Berikut adalah beberapa saran yang biasanya diberikan bagi Ayah yang mengorok:
- Tidur dalam posisi miring. Posisi ini dapat membantu saluran napas untuk lebih terbuka dan mudah bagi Ayah untuk bernapas.
- Tidur yang cukup. Pastikan Ayah untuk tidur selama 7-9 jam setiap harinya. Kurang tidur malah akan meningkatkan risiko mengorok.
- Menaikkan posisi kepala saat tidur, misalnya dengan menambah bantal yang digunakan.
- Menghindari merokok dan minum minuman beralkohol. Keduanya dapat meningkatkan risiko mengorok.
- Menjaga berat badan ideal.
- Mengobati alergi atau mencegah alergen bagi Ayah yang mengalami alergi.
- Memperbaiki struktur anatomi hidung, misalnya pada kondisi deviated septum (saluran hidung yang tidak sejajar).
- Menggunakan CPAP (continuous positive airway pressure) yaitu alat yang dipasang di hidung dan mulut ketika tidur, untuk memompa udara ke saluran napas.
- Melakukan operasi atas saran dokter. Beberapa prosedur operasi dapat dilakukan untuk memperlebar saluran napas.
Ibu juga dapat mengingatkan Ayah agar jangan biarkan kebiasaan mengorok dan mengajak untuk segera berkonsultasi ke dokter. Efek negatif dari mengorok dapat menyebabkan Ayah mengalami gangguan tidur, tekanan darah tinggi, kurang konsentrasi sehingga meningkatkan risiko kecelakaan saat berkendara, dan masih banyak lagi.
Referensi: