Kapan Anak Terlambat Bicara Menjadi Pertanda Autisme?
Desi Hariana | 5 Januari 2024
Keterlambatan bicara merupakan karakteristik yang sering diasosiasikan dengan gangguan ASD, namun kondisi ini juga cukup sering ditemukan pada anak tanpa diagnosis ASD. Dengan kata lain, terlambat bicara tidak serta merta menunjukkan anak mengalami autisme. Berikut adalah cara untuk membedakan terlambat bicara yang merupakan gejala dari ASD, dan yang disebabkan oleh masalah lainnya.
Perhatikan perbedaannya
Sejak anak lahir, ia belajar bahwa untuk mendapatkan apa yang ia inginkan ia perlu menarik perhatian orang dewasa dalam bentuk komunikasi sederhana. Misalnya anak mulai melakukan kontak mata, tersenyum, babbling, hingga akhirnya belajar meniru kata berdasarkan apa yang didengarnya. Sedikit demi sedikit, ia pun belajar untuk menyusun kata-kata tersebut menjadi kalimat yang berarti.
Pada anak yang terlambat bicara (late talker), proses ini seakan tersendat karena masalah tertentu. Namun ada beberapa perbedaan yang cukup jelas antar anak yang terlambat bicara karena mengalami ASD, atau karena gangguan lainnya. Pada anak autistik, terlambat bicara yang mereka alami biasanya juga dibarengi dengan gangguan sosial komunikasi lainnya, seperti:
- Tidak menoleh atau merespons ketika namanya dipanggil.
- Sulit untuk menarik perhatiannya.
- Perkembangan yang lambat dalam komunikasi gestural, misalnya tidak bisa melambaikan tangan saat akan berpisah.
- Babbling hanya di tahun pertama, kemudian berhenti.
- Menyebutkan kata atau frasa secara berulang-ulang tanpa arti.
- Menggunakan suara seperti robot.
- Sering tidak menyadari apa yang terjadi di sekitarnya.
- Tidak bisa fokus pada objek yang sama bersama orang lain (joint attention).
- Kesulitan lain dalam lingkup sosial, seperti berbagi, bergiliran, dan menjalin pertemanan.
Selain itu, masih ada tanda dari perilaku anak seperti sering melakukan gerakan berulang, contohnya mengepak-ngepakkan tangan, tak suka dipeluk atau disentuh, keterikatan yang kuat dengan objek tertentu, sulit diam, mudah bersikap emosional.
Penyebab keterlambatan bicara lainnya
Pada anak neurotypical atau anak tanpa gangguan ASD, namun mengalami gangguan terlambat bicara, biasanya memiliki ciri sebagai berikut:
- Terdorong untuk memberikan respons sosial seperti memeluk dan tersenyum.
- Secara alami terdorong untuk meniru perilaku orang-orang yang berada di sekelilingnya.
- Menghabiskan lebih banyak waktu untuk memperhatikan orang daripada benda.
- Terlihat menikmati hubungan dengan orang lain, dan cepat merasa bosan atau kesepian ketika ditinggal sendirian.
Ada banyak penyebab mengapa seorang anak mengalami keterlambatan bicara, contohnya:
- kehilangan pendengaran
- apraksia bicara atau masalah dalam mengontrol otot-otot yang dipergunakan untuk berbicara
- masalah kognitif atau mengalami gangguan dalam berpikir, menemukan alasan, kemampuan mengingat, kemampuan belajar, dan keterampilan berbahasa.
Ketika Ayah dan Ibu melihat anak mengalami keterlambatan bicara, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter anak atau dokter saraf anak untuk memastikan penyebabnya. Anak dapat menjalani terapi wicara untuk melatih keterampilan bicaranya, serta mengatasi gangguan komunikasi yang dialaminya.
Referensi: