Kebiasaan Mengisap Jempol pada Anak
Anissa Aryati | 17 Januari 2022
Anak sudah masuk sekolah tapi kok masih suka mengisap jempol atau ibu jarinya, ya? Ibu mungkin sudah lelah berkali-kali mengingatkan, namun kebiasaan ini sulit hilang. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar kebiasaan mengisap jempol pada anak dapat dihilangkan.
Baik pada usia tertentu
Kebiasaan mengisap jempol (thumb sucking) pada dasarnya bukanlah hal yang buruk dan merupakan refleks alami, bahkan saat bayi masih dalam kandungan. Para ahli berpendapat jika kebiasaan mengisap jempol dilakukan anak di bawah usia 5 tahun, hal ini tak perlu terlalu dirisaukan.
Menurut Linda Goldstein, MD, seorang dokter anak dari Washington, Amerika Serikat, mengisap jempol pada anak balita merupakan cara untuk menghibur diri sendiri. Kebiasaan ini juga biasanya dilakukan ketika balita merasa bosan atau mencari kenyamanan menjelang tidur. Seiring bertambahnya usia anak, seharusnya lambat laun kebiasaan ini akan berhenti dengan sendirinya.
Cara menghentikan kebiasaan ini
Orangtua perlu menghentikan kebiasaan anak mengisap jempol setelah melewati usia 5 tahun. Jika dibiarkan dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan seperti masalah ortodontis (kerapihan gigi), serta patologi otot dan wajah.
Beberapa gangguan yang mungkin timbul, antara lain:
- gangguan pada langit-langit mulut
- overbite atau gigitan menjadi tidak normal
- gangguan pengucapan huruf S
- infeksi pada kuku ibu jari.
Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh orangtua untuk menghilangkan kebiasaan mengisap jempol pada anak:
- Jangan menarik jari anak dari mulutnya karena tindakan ini dapat mengakibatkan ‘perebutan kekuasaan’.
- Jelaskan pada anak bahwa kebiasaan tersebut tak baik dilakukan di usia mereka saat ini.
- Cari pemicu kebiasaan mengisap jempol pada anak saat ia tak bisa tidur. Tawarkan alternatif lain seperti memeluk boneka atau guling.
- Berikan pujian maupun hadiah kecil apabila anak berhasil melepaskan kebiasaan tersebut.
Kebiasaan mengisap jempol pada anak apabila dilakukan di atas usia 5 tahun tak hanya memicu timbulnya masalah medis, tetapi juga masalah sosial yang membuat anak mendapat ejekan atau hal yang tak menyenangkan dari teman-teman sekolahnya.
Referensi: