Kebutuhan Zat Besi Anak
Dyah Soekasto | 21 Oktober 2020
Zat besi berperan penting dalam perkembangan kognitif anak, pembentuk sel darah merah, serta berfungsi dalam menjaga kekebalan tubuh anak.
Mengingat pentingnya fungsi zat besi, sebaiknya pastikan kebutuhan zat besi anak tercukupi. Kekurangan zat besi dapat terjadi pada banyak tingkatan, mulai dari defisiensi ringan hingga anemia defisiensi besi (darah tidak memiliki cukup sel darah merah yang sehat). Kekurangan zat besi yang tidak segera diatasi dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Berapa kebutuhan zat besi anak?
Bayi dilahirkan dengan zat besi yang tersimpan di dalam tubuh mereka, tetapi sejumlah zat besi tambahan diperlukan untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan anak. Berikut panduan kebutuhan zat besi pada berbagai usia:
Kelompok usia |
Jumlah zat besi yang dianjurkan per hari |
---|---|
7-12 bulan |
11 mg |
1 - 3 tahun |
7 mg |
4 - 8 tahun |
10 mg |
9-13 tahun |
8 mg |
14-18 tahun |
- perempuan 15 mg - laki-laki 11 mg |
Kondisi yang rentan kekurangan zat besi
Bayi menyimpan cukup zat besi selama enam bulan pertama kehidupannya. Setelah enam bulan, kebutuhan zat besi mereka meningkat. Ada kondisi tertentu dimana bayi dan anak berisiko kekurangan zat besi. Berikut beberapa kondisi tersebut:
- Bayi lahir prematur atau memiliki berat lahir rendah
- Bayi yang minum susu sapi atau susu kambing sebelum usia 1 tahun
- Bayi yang diberi susu formula yang tidak diperkaya dengan zat besi
- Anak-anak usia 1-5 tahun yang minum susu sapi, susu kedelai atau susu kambing lebih dari 710 ml sehari.
- Anak dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti infeksi kronis atau tengah menjalani diet tertentu.
- Anak tidak mendapatkan makanan kaya zat besi dari makanannya sehari-hari.
- Anak yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.
- Remaja putri berisiko lebih tinggi mengalami kekurangan zat besi karena kehilangan zat besi saat menstruasi.
Mengatasi kekurangan zat besi pada anak
Memperbaiki pola makan sehari-hari adalah upaya tepat mengatasi kekurangan zat besi. Pilih bahan makanan yang sarat zat besi, misalnya daging sapi tanpa lemak, tiram, ayam, kalkun, kacang, lentil, tahu, kentang panggang, kacang mete, sayuran berwarna hijau, sereal yang difortifikasi zat besi. Akan lebih baik menyertakan sumber makanan yang kaya vitamin C, karena vitamin C membantu tubuh meningkatkan penyerapan zat besi.
Jika diperlukan dan atas rekomendasi dokter, anak diberikan suplemen zat besi sesuai kebutuhan.
Referensi: