Kehilangan Berat Badan Secara Drastis
Anissa Aryati | 30 Juli 2021
Jangan senang dulu saat ada yang memuji Anda terlihat lebih langsing jika tak merasa telah melakukan usaha untuk menurunkan berat badan. Bisa saja suatu waktu saat sedang bercermin dan Anda mendapati wajah sendiri terlihat tirus dan saat menimbang badan, ternyata ada penurunan berat badan yang cukup signifikan. Baju banyak yang terasa longgar saat digunakan, dan nafsu makan pun menurun.
Jika hal ini terjadi, waspadalah akan kemungkinan adanya penyakit serius yang butuh penanganan dari dokter.
Wajar atau tidak?
Berat badan yang menurun secara drastis bisa terjadi baik disengaja maupun tidak. Disengaja apabila terjadi perubahan pola hidup seperti diet ataupun olahraga rutin. Berat badan turun bisa disebabkan karena adanya penurunan cairan tubuh, berkurangnya massa otot, maupun lemak. Penurunan berat badan drastis yang normal biasa ditemui juga pada ibu pascamelahirkan.
Berat badan yang menurun drastis dan tidak disengaja biasanya terjadi saat tubuh kekurangan nutrisi ataupun karena mengidap penyakit tertentu. Penurunan berat badan yang dianggap tak wajar apabila menyusut sebanyak 5% dalam kurun waktu 6-12 bulan berturut-turut. Penurunan berat badan ini juga disertai dengan beberapa gejala lain seperti kelemahan atau kelelahan berlebihan, atau hilangnya selera makan.
- Diabetes
Penderita diabetes mengalami kekurangan atau ketiadaan insulin di dalam tubuhnya. Insulin adalah hormon yang membantu tubuh mengubah glukosa (gula) menjadi energi. Ketidakberadaan insulin membuat tubuh harus menghasilkan energi lebih untuk membakar lemak dan otot dengan cepat. Hal ini menyebabkan terjadinya penurunan berat badan.
Penurunan berat badan drastis lebih sering didapati pada seorang dengan diabetes tipe 1, karena tubuhnya sama sekali tidak dapat menghasilkan insulin. Pada diabetes tipe 2 insulin dapat diproduksi meski tidak bisa efektif digunakan.
- Tuberkulosis
Penyakit lain yang menyebabkan kehilangan berat badan secara drastis adalah tuberkulosis (TB). Penyakit TB disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru, gejalanya ditandai dengan batuk parah selama lebih dari tiga minggu dan sakit di bagian dada.
TB mudah menular melalui droplet yang menyebar di udara. Apabila sistem kekebalan tubuh seseorang kuat lalu ia terpapar TB, kemungkinan bakteri tidak akan aktif. Sayangnya, suatu saat bakteri ini bisa berubah menjadi aktif dan disebut sebagai TB laten.
Penderita TB biasanya juga memperlihatkan gejala penurunan berat badan drastis karena kehilangan nafsu makan.
- Hipertiroidisme
Kelenjar tiroid yang terlalu aktif mempercepat metabolisme tubuh sehingga pembakaran kalori pun lebih cepat terjadi. Jadi, walaupun nafsu makan mereka yang mengidap hipertiroid ini tetap baik, namun terjadi penurunan berat badan yang cukup drastis. Gejala penyertanya antara lain adalah detak jantung yang cepat, kelelahan serta masalah tidur, dan kecemasan.
- Penyakit radang usus
Radang usus atau inflammatory bowel disease (IBD) adalah gangguan peradangan kronis pada saluran pencernaan. Radang usus biasanya ditandai dengan diare, sakit perut, kembung, feses berdarah, dan rasa lelah. Radang usus mengganggu fungsi ghrelin (hormon rasa lapar), dan leptin (hormon kenyang) yang menyebabkan nafsu makan berkurang dan berat badan turun.
Selain keempat penyakit tersebut, sakit gigi atau depresi juga dapat membuat selera makan berkurang dan menyebabkan penurunan berat badan.
Kehilangan berat badan secara drastis merupakan masalah serius dan memerlukan evaluasi dari ahli medis untuk memastikan penyebabnya dan cara mengatasinya dengan tepat. Segera periksakan diri Anda jika mengalaminya.
Referensi: