Kenali Gejala Long COVID-19 pada Anak
Dyah Soekasto | 2 Maret 2022
Long COVID-19 pada anak disebut sindrom peradangan multisistem pada anak (multisystem inflammatory syndrome in chidren/MIS-C), yakni gangguan kesehatan yang terjadi setelah infeksi COVID-19. Kondisi tersebut sebagian besar menyerang anak-anak usia sekolah. Gejala MIS-C muncul antara dua hingga enam minggu (rata-rata empat minggu) setelah infeksi COVID-19. Sebagian besar anak dengan MIS-C memiliki antibodi terhadap virus SARS-CoV-2.
Sindrom inflamasi multisistem pada anak-anak (MIS-C) pertama kali diidentifikasi pada April 2020 oleh dokter di Amerika Serikat dan Inggris. Kondisi ini disebut sindrom multisistem inflamasi pediatrik. MIS-C adalah penyakit yang dapat terjadi setelah infeksi COVID-19. “Meskipun sindrom ini jarang terjadi, namun bisa bersifat serius,” tegas Anna Sick-Samuels, M.D., M.P.H.
Mengenal sindrom peradangan multisistem
Sick-Samuels mengatakan bahwa MIS-C atau PIMS (paediatric inflammatory multisystem syndrome) memiliki kesamaan dengan sindrom syok toksik dan penyakit Kawasaki, dimana keduanya menyebabkan peradangan di seluruh tubuh.
“Sindrom ini merupakan reaksi peradangan dalam tubuh, sekitar empat minggu setelah terinfeksi virus SARS-CoV-2. Gejala awal yang paling sering adalah demam, ruam, mata merah, diare, dan muntah. Kondisi ini mungkin memburuk selama beberapa hari. Peradangan dapat memengaruhi jantung, pembuluh darah, dan organ lain, yang dapat menyebabkan anak merasa kesakitan dan membutuhkan perawatan segera,” papar Sick-Samuels.
Anak-anak dengan MIS-C mengalami sakit yang parah, demam selama 24 jam atau lebih, peradangan di tubuh dan masalah pada banyak organ (multisistem), seperti usus, jantung, otak, paru-paru, kulit, dan ginjal. Mereka mungkin juga mengalami trombosis (pembekuan darah).
Kenali Gejala Long COVID-19 pada Anak
Hubungi dokter keluarga atau dokter anak segera jika anak Anda mengalami demam di atas 39oC dan berlangsung lebih dari tiga atau empat hari. Gejala lainnya bisa berupa:
- merasa sangat lemah atau pusing
- mata merah
- ruam merah atau bentol-bentol
- sakit perut yang memburuk, bisa disertai diare atau muntah
- bertingkah tidak biasa, mengantuk atau bingung.
MIS-C adalah komplikasi COVID-19 yang relatif jarang terjadi, tetapi bisa berbahaya. Gejalanya bisa tumpang tindih dengan infeksi dan penyakit lainnya. Anak-anak yang menunjukkan gejala di atas sebaiknya dibawa berkonsultasi ke dokter.
Maria Van Kerkhove, MD dalam laman resmi Badan Kesehatan Dunia, WHO, mengingatkan bahwa cara terbaik agar anak-anak tetap aman adalah dengan langkah pencegahan. “Pastikan anak-anak mencuci tangan mereka dengan sabun dan air bersih, atau dengan hand sanitizer. Ajari anak etika bersin ke siku mereka, mengenakan masker yang rapat menutup hidung dan mulutnya dengan baik, tidak menyentuh bagian luar masker. Saat melepas masker ingatkan anak untuk membersihkan tangan mereka.”
Jangan bosan mengajak anak bicara tentang COVID-19. Banyak informasi yang membingungkan di luar sana dan itu bisa jadi menakutkan bagi anak. Sediakan waktu untuk berbicara dengan mereka, menjawab pertanyaan mereka dan mengurangi rasa takut mereka.
Referensi: