Keterampilan Bahasa Ekspresif dan Reseptif
Desi Hariana | 7 Maret 2024
Saat melakukan komunikasi sehari-hari, anak perlu menguasai keterampilan bahasa ekspresif maupun reseptif. Jika ada salah satu yang terganggu, maka anak dapat mengalami hambatan dalam menyampaikan keinginan maupun pikirannya, begitupun ketika harus mengikuti instruksi untuk melakukan tugas. Apa perbedaan bahasa ekspresif dan reseptif ini? Berikut penjelasannya.
Bahasa reseptif
Bahasa reseptif adalah kemampuan anak untuk mengerti serta memahami bahasa ucapan yang didengar. Salah satunya adalah kemampuan anak untuk mengikuti instruksi yang diberikan kepadanya. Dalam perkembangan anak secara umum, ia perlu memahami bahasa lebih dahulu sebelum menghasilkannya. Itu sebabnya anak yang berada di lingkungan yang riuh oleh percakapan, biasanya memiliki keterampilan bahasa reseptif yang lebih baik.
Gangguan bahasa reseptif dapat ditandai dengan kesulitan untuk melakukan beberapa hal berikut ini:
- mengikuti arahan
- memahami gestur tubuh
- menjawab pertanyaan
- mengidentifikasi benda dan gambar
- memahami bacaan
- memahami cerita.
Cara untuk mengasah keterampilan bahasa reseptif anak, antara lain:
- Membacakan buku, atau mendorong minat baca anak, baik yang berupa buku atau audiobook.
- Melatih kemampuan mendengar dengan permainan yang mengharuskan anak mengikuti instruksi.
- Mengajak anak mengobrol tentang hal-hal yang menarik perhatiannya.
- Menggunakan gambar atau video untuk membantu anak memahami bahasa percakapan.
- Melatih keterampilannya memahami ekspresi wajah orang lain.
- Menggunakan waktu luang di manapun untuk melatih keterampilan bahasa anak dengan mengajaknya mengobrol, bertanya, dan lainnya.
Bahasa ekspresif
Bahasa ekspresif adalah kemampuan untuk menyampaikan keinginan dan kebutuhan dengan bahasa verbal maupun nonverbal. Hal yang dibutuhkan dalam keterampilan ini adalah kemampuan untuk membentuk kalimat dengan kata-kata yang bisa dimengerti oleh orang lain. Gangguan bahasa ekspresif anak biasanya ditemukan ketika anak tidak memenuhi tahapan tumbuh kembangnya (developmental milestones).
Gangguan bahasa ekspresif dapat ditandai dengan kesulitan untuk melakukan beberapa hal berikut ini:
- bertanya
- menyebutkan nama benda
- menggunakan gestur dan ekspresi wajah yang sesuai
- memberikan komentar yang tepat
- menambah kosa kata
- menggunakan susunan kalimat yang baik (syntax)
- memahami semantik (kata/kalimat)
- membentuk kata (morfologi).
Cara untuk mengasah keterampilan bahasa ekspresif anak, antara lain:
- Mengajak anak untuk bercakap-cakap mengenai apa yang ia pikirkan, rasakan, atau alami. Gunakan pertanyaan yang membuat anak harus bercerita.
- Bermain pura-pura menggunakan mainannya untuk mengasah imajinasinya.
- Meminta anak menceritakan sesuatu pada Anda menggunakan kata-katanya serta imajinasinya sendiri.
- Gunakan kesempatan sehari-hari, misalnya saat sedang berada di mobil, untuk mengasah keterampilan berbahasa anak.
- Meminta anak menyampaikan detail sebuah benda, acara, atau seseorang.
- Mendorong anak untuk berbicara dengan teman, saudara, atau bisa juga di depan anggota keluarga lainnya.
Jika Anda menemukan anak mengalami gangguan dalam bahasa ekspresif maupun reseptif, segeralah berkonsultasi dengan dokter anak atau terapis wicara. Dengan terapi yang tepat, anak dapat mengatasi gangguannya dalam berkomunikasi.
Referensi: