KESEHATAN KELUARGA

Ketika Infeksi DBD Terjadi Berulang

Infeksi Demam Berdarah Dengue adalah salah satu penyakit berbahaya yang sering ditemukan di negara tropis. Infeksi DBD terjadi berulang memang jarang terjadi, namun efeknya ternyata lebih berbahaya dan perlu diwaspadai.

Desi Hariana | 19 Maret 2021

Di negara tropis seperti Indonesia, DBD seakan sudah menjadi penyakit ‘musiman’ yang umumnya muncul di musim penghujan. Bahkan sering kali kasusnya melonjak cukup siginifikan di beberapa daerah sehingga dikategorikan KLB (Kejadian Luar Biasa). Selain itu, seseorang ternyata juga dapat menderita penyakit ini lebih dari sekali. Apakah tingkat keparahan menjadi lebih tinggi ketika infeksi DBD terjadi berulang? Berikut penjelasannya.

Empat serotip virus dengue

DBD disebabkan oleh masuknya virus dengue ke dalam tubuh melalui perantara gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Larva nyamuk ini biasanya baru menjadi nyamuk dewasa di musim penghujan. Tidak seperti pendapat sebelumnya yang menyatakan bahwa nyamuk-nyamuk ini hanya menyerang di pagi hari, pada kenyataannya, kita bisa mengalami ‘gigitan’ nyamuk ini sejak pagi hingga petang.

Gejala DBD bisa dirasakan mulai dari yang ringan hingga berat. Ada yang mengalami gejala ringan, mirip dengan influenza seperti sakit kepala, persendian terasa ngilu, demam, dan kehilangan nafsu makan. Namun perbedaannya, pada DBD tidak ada radang tenggorokan atau hidung berlendir. Ada juga yang mengalami gejala tambahan seperti sakit di bagian ulu hati, nyeri di bagian belakang mata, ruam kemerahan di kulit, hingga perdarahan di hidung dan gusi.   

Yang harus lebih diwaspadai adalah seseorang bisa saja mengalami DBD lebih dari sekali. Hal ini diakibatkan oleh adanya empat serotip (jenis) virus dengue. Jika kita mengalami DBD dari salah satu serotip, kita hanya imun terhadap serotip tersebut, namun tidak terhadap tiga yang lainnya. Meski demikian, kita tetap memiliki imunitas terhadap tiga serotip virus dengue lainnya, walaupun hanya sekitar 2-3 bulan. Setelah itu, infeksi DBD dapat terjadi berulang dari tiga serotip tersebut.

Kali kedua dan selanjutnya bisa jadi lebih parah

Para ahli berpendapat bahwa seseorang yang terkena infeksi DBD untuk yang kedua kali atau selanjutnya, dapat mengalami gejala yang lebih berat dibandingkan infeksi yang pertama. Risiko mengalami DHF (Dengue Hemorrhagic Fever) atau DSS (Dengue Shock Syndrome) ketika infeksi DBD terjadi berulang menjadi lebih tinggi.

Imunitas tubuh kita terbagi menjadi dua kategori imunitas, yaitu innate (segera) dan adaptive (jangka panjang). Imunitas yang pertama akan bereaksi segera ketika tubuh mengalami infeksi, sedangkan yang kedua melakukan proses memori agar saat terjadi infeksi dari patogen yang sama, sistem imunitas kita sudah tahu apa yang harus dilakukan untuk mengisolir dan membunuh kuman tersebut.

Lalu, mengapa ketika infeksi DBD terjadi berulang bisa lebih parah? Dr. Scott Halstead dan rekannya yang meneliti mengenai hal ini di tahun 1960 mengemukakan sebuah fenomena yang disebut "antibody-dependent enhancement of infection". Ketika infeksi DBD terjadi berulang dengan serotip virus dengue yang berbeda, alih-alih membunuhnya, antibodi yang ada di dalam tubuh justru akan membantu penyebaran virus tersebut.

Kondisi ini meningkatkan jumlah virus di dalam darah (viremia) dan menyebabkan gejala penyakit DBD yang lebih buruk daripada infeksi sebelumnya. Adanya penyakit lain yang dimiliki seseorang (komorbid) seperti asma, sickle cell anemia, dan diabetes mellitus juga dapat memperparah gejala yang dialami penderita. Para ahli juga baru-baru ini menemukan bahwa mereka yang memiliki imunitas rendah adalah kelompok yang paling mungkin mengalami kejadian parah ketika infeksi DBD terjadi berulang.

Untuk mencegah terjadinya kasus DBD dengan gejala berat, saat ini sudah tersedia vaksin dengue, Dengvaxia yang diproduksi perusahaan Sanofi Pasteur, untuk anak hingga remaja. Badan Kesehatan Dunia, WHO, merekomendasikan penggunaan vaksin ini untuk daerah di mana penyakit DBD sering terjadi.

Referensi:

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Artikel Selanjutnya

Labeling pada Anak

Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan