KESEHATAN ANAK

Kondisi ‘Dada Burung’ pada Anak

Beberapa anak mungkin terlihat memiliki posisi dada yang lebih maju dibandingkan anak lain. Kondisi ini sering disebut ‘dada burung’ dan perlu penanganan khusus jika sampai mengganggu kerja jantung atau paru anak.

Desi Hariana | 12 Juli 2023

Pectus carinatum, adalah kondisi di mana tulang iga dan dada (sternum) seseorang tumbuh lebih maju, sehingga terlihat mencuat dibandingkan dada normal. Itulah mengapa kondisi ini disebut sebagai ‘dada burung’ (pigeon breast/chest) karena jadi terlihat mirip dengan dada seekor burung. Mengapa kondisi ‘dada burung’ ini terjadi pada anak?

Genetik dan kondisi kesehatan lain

Kondisi dada burung adalah kondisi kelainan pada dada di urutan kedua yang sering ditemukan pada anak. Penyebab utamanya adalah perkembangan yang abnormal pada costal cartilage (tulang rawan kosta) antara tulang iga dan tulang dada. Biasanya baru terlihat jelas di usia pubertas yaitu antara 11-15 tahun.

Hal yang menyebabkan kondisi dada burung ini memang belum diketahui secara pasti, umumnya karena faktor genetik atau keturunan. Namun anak yang mengalami kondisi dada burung ini biasanya juga mengalami kondisi gangguan kesehatan lainnya, seperti:

  • skoliosis (tulang belakang yang bengkok)
  • Sindrom Down
  • Sindrom Edward (yang menyebabkan kecacatan pada anak juga perkembangan yang lambat)
  • Sindrom Marfan (kondisi yang mempengaruhi jaringan ikat di tubuh, sehingga mengganggu kerja mata, tulang, jantung, dan pembuluh darah)
  • Sindrom Morquio (kondisi yang mempengaruhi metabolisme karbohidrat, menyebabkan kerapuhan tulang)
  • Homosistinuria (gangguan yang disebabkan masalah pada asam amino yang digunakan oleh tubuh untuk membentuk protein dan sel tubuh)
  • tulang rapuh atau osteogenesis imperfecta.

Dampak pada kesehatan anak

Kondisi dada burung ini umumnya tidak terjadi bersamaan di sisi kiri dan kanan, bisa jadi salah satunya menonjol sedangkan dada sebelahnya justru ‘tenggelam’ (pectus excavatum). Anak dengan kondisi dada burung yang ringan, biasanya tidak menunjukkan gejala apapun. Sedangkan pada kondisi yang serius, anak bisa memperlihatkan gejala sebagai berikut:

  • Napas pendek-pendek, terutama saat berolahraga.
  • Detak jantung yang lebih cepat dari normal.
  • Sering merasa kelelahan.
  • Mengeluhkan sakit di bagian dada.
  • Beberapa anak juga mengalami asma atau sering terkena infeksi pernapasan.

Kondisi serius perlu tindakan operasi

Kondisi dada burung yang ringan pada anak tidak mengganggu kerja jantung maupun paru, sehingga tidak dibutuhkan penanganan apapun. Namun bagi kondisi dada burung yang serius, selain ada gangguan pada kerja paru dan jantung, anak juga jadi sulit beraktivitas (terutama berolahraga), serta kurang percaya diri. Bagi anak-anak ini, perlu penanganan yang lebih serius seperti penggunaan penyangga dada (braces), atau operasi.

Penyangga dada digunakan selama delapan jam sehari yang manfaatnya sama dengan penggunaan kawat gigi yaitu mendorong tulang untuk berada di posisi yang seharusnya. Namun dalam kasus yang khusus, penyangga dada tak dapat digunakan, maka dokter akan melakukan tindakan invasif atau operasi yang disebut Prosedur Ravitch. Dokter memperbaiki bentuk tulang dada (sternum), serta memasang penahan di dinding dada agar kembali ke posisi yang benar.

Selain itu, dokter juga mungkin akan merekomendasikan anak melakukan fisioterapi serta berolahraga untuk memperkuat otot dada yang lemah. Ayah dan ibu perlu memperhatikan perkembangan dada anak di usia prapubertas. Jika mencurigai adanya kelainan, segera bawa ke dokter untuk penanganan lebih dini.

Referensi:

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan