Lebih Dekat Mengenal Gejala Autisme
Dr. Purboyo Solek, Sp.A(K) dan dr. Kristiantini Dewi, Sp.A | 25 Juli 2020
Autisme atau dikenal juga dengan sebutan ASD (Autism Spectrum Disorder) merupakan kelainan perkembangan yang sifatnya berat dan kompleks karena meliputi lebih dari satu area perkembangan yang terganggu (bahasa, sosial dan kognitif).
Gangguan ini memerlukan terapi jangka panjang dan melibatkan berbagai disiplin ilmu. Tidak hanya dokter, tetapi juga psikolog perkembangan anak, pedagog, terapis, dan tentunya orang tua beserta seluruh keluarga.
Pada anak yang autistik, gangguan motorik yang dijumpai bentuknya sangat spesifik, seperti finger mannerism, body rocking, dan gangguan postur tubuh. Penyebab pasti autisme belum diketahui dengan pasti, diduga kuat faktor genetik. Lebih dari 20 gen yang telah ditemukan dalam beberapa tahun terakhir diperkirakan sebagai penyebabnya.
Gangguan yang dapat terjadi
Agar lebih dekat mengenal gejala autisme, orang tua perlu mengetahui beberapa gangguan yang mungkin terjadi.
Gangguan komunikasi verbal dan non verbal
- Terlambat bicara atau tidak dapat berkomunikasi.
- Mengeluarkan kata-kata yang tidak dapat dimengerti orang lain.
- Tidak mengerti dan tidak mengeluarkan kata-kata dalam konteks yang sesuai (gangguan bahasa reseptif dan ekspresif).
- Bicara tidak digunakan untuk komunikasi.
- Meniru atau membeo (ekolalia). Beberapa anak sangat pandai menirukan nyanyian, nada maupun kata-katanya, tanpa mengerti artinya’.
- Kadang bicaranya monoton seperti robot.
- Mimik datar
Gangguan dalam bidang interaksi sosial
- Menolak atau menghindar untuk bertatap mata.
- Tidak menoleh bila dipanggil. Sering diduga anak mengalami ketulian.
- Merasa tidak senang dan menolak bila dipeluk.
- Tidak ada usaha untuk melakukan interaksi dengan orang lain.
- Bila ingin sesuatu, ia menarik tangan orang terdekat dan mengharapkan tangan tersebut melakukan sesuatu untuknya.
- Bila didekati untuk bermain justru menjauh.
- Tidak berbagi kesenangan dengan orang lain.
Gangguan perilaku
- Tidak mengerti cara bermain. Bermain sangat monoton, stereotipik.
- Bila sudah senang dengan satu mainan tidak mau mainan lain, ada kelekatan dan rigid untuk suatu benda dan aktivitas tertentu.
- Cara bermainnya aneh, termasuk cara memainkan benda yang dipegangnya.
- Keterpakuan pada roda atau sesuatu yang berputar.
- Melakukan gerakan yang tak biasa, seperti body rocking, bertepuk tepuk tangan, mengepak ngepakkan jari tangannya, memutar-mutarkan badannya, tantrum.
Gangguan dalam bidang perasaan/emosi
- Tidak ada atau kurang rasa empati, misalnya ketika melihat anak menangis ia tidak merasa kasihan tetapi justru merasa terganggu bahkan mungkin akan ia dekati dan pukul.
- Tertawa sendiri, menangis atau marah-marah tanpa sebab yang jelas.
- Sering mengamuk tak terkendali (temper tantrum), terutama bila tidak mendapatkan yang diinginkannya, ia bahkan bisa menjadi agresif (menyerang) dan destruktif (merusak).
Gangguan dalam persepsi sensoris
- Mencium-cium atau menjilati benda apa saja.
- Bila mendengar suara keras, langsung menutup telinga.
- Tidak menyukai rabaan atau pelukan. Bila digendong cenderung merosot untuk melepaskan diri.
- Merasa sangat tidak nyaman bila memakai pakaian dari bahan tertentu
Jika Anda menemukan hal-hal yang mencurigakan pada anak Anda, segera ajak untuk berkonsultasi ke dokter anak.