Masalah Perilaku yang Dialami Anak Autistik
Desi Hariana | 30 September 2022
Anak dengan ASD atau autistik memilik perilaku yang memang berbeda dengan anak pada umumnya. Jika orangtua dan pengasuh bisa memahami masalah perilaku yang dialami anak autistik, maka dapat dicari cara untuk membantu anak mengatasinya. Dengan kemampuan anak mengatasi perilakunya, maka ia juga dapat belajar untuk bersosialisasi dengan lebih baik.
Perilaku bermasalah anak autistik
Anak autistik dapat memperlihatkan perilaku bermasalah yang sering kali sulit untuk diatasi, contohnya:
- Menolak atau mengabaikan permintaan orang lain.
- Berperilaku yang tidak sesuai/sopan, seperti membuka baju di tempat umum.
- Bersikap agresif.
- Menyakiti diri sendiri atau anak lain, seperti memukul kepala atau menggigit.
Mengapa anak autistik memperlihatkan perilaku bermasalah?
Ada beberapa alasan mengapa anak autistik mengalami masalah perilaku, seperti:
- Tak mengerti apa yang sedang terjadi di sekeliling mereka, contohnya tidak memahami apa yang dikatakan orang lain.
- Mengalami hambatan dalam menyampaikan apa yang ia inginkan atau butuhkan, yang akhirnya membuat anak mengalami frustrasi.
- Mengalami kecemasan atau stres.
- Merasa tak sanggup atau kewalahan mengatasi apa yang terjadi di sekelilingnya.
Membedakan masalah perilaku ASD dari masalah perilaku lainnya
Masalah perilaku yang dialami anak autistik merupakan efek dari gangguan yang dialami anak. Setiap anak autistik unik sehingga tantangan yang mereka hadapi pun berbeda. Namun pada umumnya, meskipun dalam tingkatan yang berbeda, ada hal yang spesifik dialami oleh anak autistik, seperti:
1. Gangguan sensori
Anak dengan gangguan autisme umumnya mengalamai gangguan sensori, atau kemampuan untuk merespons rangsangan dari berbagai inderanya. Contohnya, ia merespons secara berlebihan, atau justru tidak merespons suara, cahaya, aroma, atau sentuhan. Hal ini dapat menyebabkan anak tidak suka dipeluk, atau lari dari ruangan yang riuh sambil menutup telinganya.
2. Gangguan sosial komunikasi
Anak autistik memiliki kesulitan dalam melakukan komunikasi sosial dalam tahapan yang berbeda. Kadang mereka sulit memahami emosi orang lain, atau bersikap berlebihan terhadap perasaan orang lain. Anak juga sering kali tidak berpikir jauh mengenai efek dari perilakunya terhadap orang lain, tidak bisa menunggu/mengantri, dan bersikap tidak sesuai dengan usianya.
3. Gangguan perilaku
Orangtua maupun pengasuh umumnya dapat segera menemukan ada hal yang berbeda dari perilaku anak autistik, misalnya:
- Stimulasi diri sendiri (stimming): bergerak-gerak atau bergumam, untuk menenangkan diri atau untuk tetap fokus.
- Kurang atau bahkan tak mau melakukan kontak mata.
- Sering menyakiti diri sendiri
- Kurang fokus atau perhatian terhadap sesuatu.
- Mengeluarkan suara, berceloteh, atau berlari menjauh saat ada sesuatu yang mengganggunya.
Cara mengatasi masalah perilaku yang dialami anak autistik
Agar dapat membantu anak autistik mengatasi masalah perilakunya, orangtua maupun pengasuh perlu memahami terlebih dahulu apa yang menjadi penyebab masalah perilakunya tersebut. Lakukan perubahan secara bertahap pada perilaku yang ingin diubah, dan sesuaikan dengan kebutuhan anak. Anda dapat mengikuti beberapa cara berikut:
- Mengorganisir rutinitas yang jelas, bisa menggunakan visual schedule yang juga bisa dilihat oleh anak.
- Mempersiapkan anak pada perubahan, misalnya mengingatkannya sebelum melakukan sesuatu di luar rutinitasnya sehari-hari.
- Memperkenalkan anak pada lingkungan baru saat sedang dalam kondisi sepi, sehingga ia akan terbiasa saat mengunjunginya dalam kondisi ramai.
- Menjelaskan pada anak apa yang akan terjadi, dan pastikan anak memperhatikan Anda ketika menjelaskannya.
- Mengajarkan anak untuk mengatakan apa yang mereka inginkan atau butuhkan,
- Merencanakan situasi yang mungkin sulit bagi anak dengan membuatnya senyaman mungkin.
Perilaku kooperatif pada anak autistik akan membantunya lebih berhasil dalam beradaptasi, berhubungan dengan orang lain, bahkan belajar di sekolah. Komunikasi dan kemampuan sosial yang baik juga akan menurunkan kecemasan dan masalah perilaku pada anak autistik. Anda juga dapat melakukan konsultasi dengan dokter anak, psikolog, juga ahli medis lainnya untuk bekerjasama membentuk perilaku kooperatif pada anak autistik agar lebih baik.
Referensi: