KESEHATAN KELUARGA
Membedakan Flu Biasa dan COVID-19
Dyah Soekasto | 12 Agustus 2021
Ketika wabah COVID-19 terus meningkat, salah satu gejala yang sering dialami penderitanya adalah gangguan pernapasan, dan ini memang mirip gejala influenza. Influenza (flu) dan COVID-19 sama-sama merupakan penyakit pernapasan menular, yang disebabkan oleh virus yang berbeda. COVID-19 disebabkan oleh infeksi virus SARS CoV-2 yang pertama kali diidentifikasi pada tahun 2019, dan flu disebabkan oleh infeksi virus influenza.
Ada persamaan dan perbedaan penting dari kedua virus ini, yaitu:
Persamaan virus COVID-19 dan flu
- Virus penyebab COVID-19 dan influenza memiliki presentasi penyakit yang serupa. Artinya, keduanya menyebabkan penyakit pernapasan, mulai dari tanpa gejala atau ringan hingga penyakit parah dan kematian.
- Kedua virus ditularkan melalui kontak, droplet dan fomites (menyentuh benda yang mengandung virus). Jadi yang perlu ditekankan adalah kebersihan tangan dan etika batuk yang baik (batuk ke dalam lipatan siku atau ke tisu dan segera buang tisu ke tempat sampah tertutup). Itu adalah tindakan penting yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi.
Bagaimana membedakan flu biasa dan COVID-19?
- Influenza memiliki masa inkubasi yang lebih pendek (waktu dari infeksi hingga munculnya gejala) dan interval serial yang lebih pendek (waktu antara kasus yang berurutan) dibanding COVID-19. Interval aktivitas virus COVID-19 diperkirakan 5-6 hari, sedangkan untuk virus influenza, interval serialnya adalah 3 hari. Ini berarti bahwa influenza dapat menyebar lebih cepat dibandingkan COVID-19.
- Pada flu, sejak terjadinya penularan, gejala baru muncul dalam 3-5 hari. Sementara pada COVID-19 penularan terjadi 24-48 jam sebelum timbulnya gejala.
- Reproduksi virus penyebab COVID-19 dua hingga dua setengah kali lebih tinggi dibandingkan virus influenza, sehingga menimbulkan infeksi sekunder.
- Anak-anak merupakan kelompok paling rentan dalam terjadinya penularan virus influenza di masyarakat. Untuk COVID-19, data awal menunjukkan bahwa anak-anak kurang terpengaruh dibandingkan orang dewasa dan tingkat serangan klinis pada kelompok usia 0-19 tahun rendah. Data awal studi transmisi rumah tangga di China menunjukkan bahwa anak-anak terinfeksi dari orang dewasa, bukan sebaliknya.
- Rentang gejala kedua virus serupa, namun berbeda saat penyakit menjadi parah. Untuk COVID-19, 80% infeksi ringan atau tanpa gejala, 15% infeksi berat, membutuhkan oksigen, dan 5% infeksi kritis, memerlukan ventilasi. Fraksi infeksi parah dan kritis ini lebih tinggi daripada infeksi influenza.
- Kelompok usia yang paling berisiko terkena infeksi influenza parah adalah anak-anak, wanita hamil, orang tua, serta mereka yang memiliki penyakit kronis. Untuk COVID-19, saat ini mereka yang lebih berisiko adalah usia tua dan makin fatal jika ada penyakit kronis yang menyertai (komorbid).
Mengingat demikian fatal akibat infeksi COVID-19, menjaga protokol kesehatan masih menjadi cara ampuh mencegah penularannya.
Referensi: