PSIKOLOGI ANAK

Memberi Anak Tantangan Sesuai Usia

Anak membutuhkan tantangan untuk maju. Orang tua perlu mengetahui cara memberi anak tantangan sesuai usia.

Desi Hariana | 5 Januari 2024

Kita tentunya menginginkan yang terbaik bagi anak. Apapun yang dibutuhkan oleh anak untuk tumbuh dan berkembang dengan optimal, pasti akan kita usahakan. Namun jangan lupa, anak juga perlu diberi tantangan agar dapat meningkatkan kemampuannya. Berikut adalah beberapa tip dalam memberi anak tantangan sesuai usia.

Mengapa kita perlu menantang kemampuan anak?

Memberi anak tantangan sebenarnya bertujuan agar anak keluar dari zona nyaman mereka dan mau mempelajari hal baru. Selain itu, anak yang senang menerima tantangan juga umumnya akan memiliki karakter resilient (tahan banting). Karakter yang dibutuhkan oleh anak dalam menghadapi kehidupan di masa dewasanya nanti.

Memberi anak tantangan berarti memberi mereka kesempatan untuk mengasah keterampilan, memperluas wawasan, menambah pengalaman. Anak jadi lebih percaya diri apabila berhasil melakukan tantangan yang diberikan. Namun jika gagal pun, Anda dapat mendorongnya dan mengatakan bahwa apabila ia mencoba kembali, ia bisa melakukannya dengan lebih baik lagi.

Memberi anak tantangan tentunya perlu disesuaikan dengan usia anak. Selain itu, orangtua juga perlu mengetahui kepribadian atau karakter anak untuk melihat apa kelebihan dan kekurangannya. Perhatikan juga hambatan yang dimiliki anak seperti gangguan kecemasan, atau gangguan belajar yang dapat membuatnya sulit menyelesaikan tantangan.

Apa yang menjadi tantangan anak berdasarkan rentang usia?

1. Balita (usia 0-3 tahun)

Anak baru belajar untuk mengekspresikan dirinya, termasuk juga berbagai emosi yang dirasakan. Bagi mereka, berkomunikasi dengan orang-orang di sekelilingnya adalah tantangan baru. Ayah dan Ibu dapat mengajaknya berekspresi lewat permainan seperti ‘ciluk ba’, mencari mana Ayah atau Ibu, mengajak anak aktif saat dibacakan cerita, menari, menyanyi, dan lainnya.

2. Prasekolah (usia 3-6 tahun)

Anak sudah mulai menunjukkan keinginan untuk mandiri, mereka butuh ruang dan waktu untuk bebas melakukan apa yang diinginkan. Anda dapat memberinya kebebasan tersebut namun tentunya dengan aturan dan jadwal yang sudah ditetapkan. Sehingga anak juga memahami makna bertanggung jawab.

3. Sekolah (usia 6-12 tahun)

Anak memiliki hubungan sosial yang semakin luas. Tantang ia untuk tidak takut berteman atau mengatasi keraguannya saat harus menunjukkan kemampuannya di depan orang lain. Biarkan anak belajar dari kesalahannya, Anda tak perlu selalu melindungi perasaannya.

4. Remaja (usia 13-19 tahun)

Anak berada pada usia di mana ia tak bisa dibilang ‘anak-anak’ lagi. Tanpa tantangan dari orangtua pun sebenarnya anak sudah mendapatkan banyak tantangan dari lingkungannya. Baik di sekolah maupun di lingkungan pertemanan. Justru di usia inilah anak sangat memerlukan pendampingan dari orangtuanya. Anda dapat menjadi teman anak dan menjadi tempatnya bertanya dan berkeluh kesah.

Beberapa kegiatan ‘tantangan’ yang dapat diusulkan bagi anak

Para ahli menyarankan bahwa anak diajarkan beberapa hal berikut ini sebelum usia 10 tahun, seperti:

  • menyiapkan meja, membereskan alat makan
  • mencuci piring dan menaruhnya di rak piring
  • memasak makanan sederhana seperti ceplok telur
  • memakai internet secara sehat
  • mencuci baju dan sepatu sendiri
  • membantu berkebun di taman
  • menulis surat yang terstruktur
  • mengobati luka ringan
  • memberikan panduan yang benar saat ada yang menanyakan arah
  • membantu berbelanja dan bahkan membandingkan harga
  • memilihkan hadiah dan membungkusnya.

Tentunya masih banyak lagi kegiatan yang dapat menantang kemampuan anak. Dengan memberi anak tantangan sesuai usia, sebenarnya Anda sedang membentuk masa depan anak.

Referensi:

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan