PSIKOLOGI ANAK

Mengajarkan Anak Sopan Santun dan Etiket

Mengajarkan anak sopan santun dan etiket akan membantu anak mengembangkan keterampilan sosialnya, selain juga menumbuhkan rasa empatinya.

Anissa Aryati | 11 November 2020

Suatu ketika saat berada di area publik, ada kalanya kita bertemu dengan seorang anak muda yang santun dan tahu cara bersikap yang baik. Ia berbicara dengan santun pada orang yang lebih tua dan berdiri dari tempat duduk untuk memberikannya pada yang lebih berhak. Sebagai orang tua, Anda setidaknya pasti berharap bahwa anak Anda kelak bisa memiliki sikap demikian.

Nah, bagaimana cara mengajarkan anak sopan santun dan etiket sejak kecil?

Mengapa anak perlu belajar etiket?

Menginginkan anak memiliki sikap santun dan beretiket tentu bukanlah sesuatu yang berlebihan, mengingat dalam tatanan kehidupan dan pergaulan saat ini nilai-nilai tersebut kian memudar. Alih-alih berbicara sopan kepada orang yang lebih tua, anak-anak muda sekarang terkadang bersikap sekenannya bahkan seakan tak peduli dengan sekelilingnya.

Padahal, sopan santun merupakan bagian dari pergaulan yang sudah melekat di segala lapisan masyarakat. Apabila kesantunan ini diabaikan, anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang kurang disukai dalam pergaulan. Mengajarkan anak sopan santun dan etiket akan membantunya mengembangkan keterampilan sosial, tahu cara berinteraksi yang benar dengan orang lain, dan selalu memperlakukan orang lain dengan hormat.

Terkait masalah etiket, Peggy Post, seorang direktur dari Emily Post Institute dan penulis buku-buku etiket mengatakan bahwa, “Etiket tidak cukup diajarkan melalui instruksi verbal, karena anak mungkin hanya akan mendengar dan mudah melupakannya.”

Dalam hal ini, orang tua perlu memberikan sebuah contoh yang unik dan menarik, sehingga ‘menempel’ di otak anak, misalnya menggunakan karakter dari cerita yang anak sukai. Saat bercerita, orangtua bisa menyisipkan pesan bagaimana cara karakter tersebut bersikap ketika bertemu teman dan orang lainnya.

Etiket yang perlu diajarkan pada anak

Dalam mengajarkan anak sopan santun dan etiket, orangtua perlu memerhatikan sikap menghormati orang lain (respect) dan peduli pada orang di sekitarnya. Mengajarkan anak sopan santun dan etiket bisa dimulai dari kebiasaan sehari-hari, saat melakukan interaksi dengan orang-orang yang ada di sekitar lingkungan kita.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan orang tua:

  • Ajari anak mengucapkan kata ‘tolong’, kala meminta bantuan orang lain, ucapkan ‘terima kasih’ jika diberi sesuatu atau bantuan. Contohkan dengan selalu mengucapkan ‘terima kasih’ pada orang-orang yang membantu kita, misalnya ketika pelayan restoran selesai menyajikan makanan di meja Anda.
  • Jelaskan juga kapan perlu menggunakan kata ‘permisi’, ketika hendak melewati kelompok orang atau melintas di depan seseorang.
  • Ajak ia mengucapkan salam seperti, ‘selamat pagi’, atau ‘apa kabar?’ ketika bertemu dengan orang lain, atau orang yang mereka kenal.
  • Berempati dengan orang lain. Misalnya ketika berada di depan pintu minimarket tiba-tiba ada seorang ibu tua yang berjalan dengan tongkat hendak masuk, orang tua bisa mengajarkan anak untuk menahan pintu untuk ibu tersebut.
  • Biasakan anak untuk menyapa teman-teman sesuai namanya. Demikian pula untuk orang yang lebih dewasa dengan sebutan bapak/ibu dan yang lebih muda dengan sebutan kakak/om atau tante.
  • Tampilkan ekpresi mata saat berbicara dan berhadapan dengan orang lain. Senyum dan perhatian juga perlu diperhatikan saat bercakap-cakap dengan lawan bicara. Ingatkan anak untuk tidak menatap gawainya kala ada yang mengajaknya bicara.
  • Saat dalam antrian jangan biarkan anak menyerobot. Mintalah ia menunggu gilirannya dengan sabar.

Sebenanya mengajarkan anak sopan santun dan etiket masih bisa dilakukan dengan berbagai cara. Tentunya juga butuh waktu hingga dapat ‘menetap’ dalam karakter anak. Jangan pernah bosan mengajarkan hal-hal mendasar ini pada anak.

Referensi:

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Artikel Selanjutnya

Anak Mudah pingsan

Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan