ANAKKU SPESIAL

Mengajarkan Disiplin pada ABK

Mengajarkan displin pada anak berkebutuhan khusus memang memerlukan strategi khusus agar anak pada akhirnya bisa patuh pada aturan dan instruksi yang diberikan.

Anissa Aryati | 16 September 2020

Suatu saat adakalanya anak perlu didisiplinkan. Contohnya kala anak tidak mau belajar, orang tua memberi konsekuensi dengan mencabut hak istimewanya untuk menonton TV, atau mengurangi jam bermain anak. Memberi teguran anak apabila melakukan kesalahan sekali atau dua kali mungkin hal yang biasa dilakukan oleh orangtua.

Namun, sayangnya pada anak kebutuhan khusus terkadang orangtua menjadi lunak dan sulit menentukan sikap. Alih-alih mengajarkan kedisiplinan pada anak, orangtua terkadang menganggap anak tak mampu memahami aturan dan akan sulit mematuhi sehingga memberi banyak kelonggaran.

Padahal dalam banyak kasus, anak berkebutuhan khusus juga memiliki kemampuan dalam memahami dan mematuhi aturan. Mengajarkan disiplin pada ABK tetap perlu dilakukan, tanpa adanya kedisiplinan berarti kita membiarkan anak hidup tanpa adanya kendali dan pendidikan yang terstruktur dan terarah.

Menata perilaku dengan kedisiplinan

Kedisiplinan sering diartikan sebagai bentuk kepatuhan atau kemampuan anak dalam mengikuti perintah, instruksi, dan aturan yang diberikan orang dewasa. Kedisiplinan oleh para ahli kerap dikaitkan dengan manajemen perilaku. Dengan kata lain, mengajarkan kedisiplinan pada anak berarti menetapkan batasan untuk apa yang boleh dan tak boleh dilakukan anak.

Dengan kedisiplinan pula orangtua mengomunikasikan apa yang diharapkan dari sikap anak. Dengan demikian, tindakan kedisiplinan adalah tindakan dalam me-manage perilaku anak.

Strategi membangun kedisiplinan

Mengajarkan disiplin pada ABK dapat memberi banyak manfaat, terutama dalam meminimalisir problem perilakunya. Dalam menegakkan kedisiplinan, orang tua perlu strategi agar anak mau mematuhi aturan dan bersedia mengikuti instruksi, seperti:

  • Menjadi pemegang kendali anak

Dalam hal ini orangtua perlu menunjukkan bahwa merekalah yang menjadi pengendali. Kapan anak boleh melakukan, berapa lama anak boleh beraktivitas, hingga kapan anak harus berhenti, orang tua yang harus mengambil keputusan.

Contoh: menentukan waktu bermain anak sehari-hari.

  • Jadikan orang tua sebagai instruktur yang menyenangkan

Orang tua bisa menunjukkan bahwa mereka adalah orang yang menyenangkan untuk anak. Buka interaksi menarik agar anak merasa dekat dan menyukai kehadiran kita. Hindari kalimat perintah saat beraktivitas dengan anak.

Contoh: “Wah, enak ya bermain sepeda pagi ini, ibu atau ayah jadi ingin bersepeda lagi sama kamu.”

  • Fokus meningkatkan perilaku pada hal yang disukai anak (non coercive)

Tunjukkan pada anak bahwa jika ia mengikuti instruksi yang diberikan, ia bisa mendapatkan apa yang diinginkan. Saat awal melakukan, beri anak instruksi yang mudah, asyik dan mampu untuk dilakukannya. Ketika anak berhasil melakukan, langsung berikan akses pada hal yang ia sukai serta beri pujian.

  • Konsisten dalam aturan pemberian akses

Pemberian akses atau hadiah (reward) juga ada aturannya. Aturan tersebut harus dilakukan secara konsisten dan bisa diubah secara bertahap. Saat memberi instruksi, beri anak akses ke hal yang dia sukai segera setelah anak melakukan instruksi tersebut. Orang tua bisa mengubah aturan tersebut secara bertahap hingga akhirnya tak perlu ada iming-iming atau hadiah apapun.

Disiplin diperlukan untuk mengoreksi tindakan anak dengan menunjukkan mana yang benar dan salah. Dengan mengajarkan disiplin pada anak, orang tua tak hanya membentuk anak agar bisa bersikap patuh, tetapi juga mempersiapkan anak untuk bisa berinteraksi dengan dunia luar. Itu sebabnya mengajarkan disiplin pada ABK juga penting.

Materi:

Webinar AnakkuID “Bagaimana Meningkatkan Kepatuhan Anak ASD” tanggal 4 Juli 2020.

Pembicara:

Sary Matualesy M.T., M.Psi., Psikolog., MSc.

Agents of Behavior Change

Referensi:

  • https://kidshealth.org/en/parents/discipline-special.html
  • https://www.verywellhealth.com/why-children-with-autism-deserve-rules-and-discipline-260156

 

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Artikel Sebelumnya

Tes Pendengaran Anak

Artikel Selanjutnya

Janin Berukuran Kecil

Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan