PSIKOLOGI ANAK

Mengatasi Anak Emosional

Beberapa anak sepertinya terlahir dengan temperamen yang lebih emosional dibandingkan anak lainnya. Bagaimana cara mengatasi anak emosional seperti ini? Silahkan baca artikel berikut.

Desi Hariana | 4 Desember 2020

Satu dari lima anak ditemukan memiliki temperamen yang lebih emosional daripada anak-anak lainnya. Mereka dapat menangis lebih sering dan lebih lama untuk hal-hal yang kadang terlihat sepele, mudah marah jika keinginannya tak terpenuhi, atau sangat sensitif dengan perkataan orang lain. Istilah yang sering digunakan untuk anak-anak ini adalah emotionally sensitive atau memiliki emosi yang sensitif.

Menunjukkan emosi itu sehat

Menunjukkan perasaan atau emosi yang dirasakan merupakan hal yang sehat. Misalnya ketika anak kesal karena mainannya rusak, sedih ketika ikan mas peliharaannya mati, atau kecewa ketika tidak bisa bermain di luar karena hujan. Hal yang penting dilakukan oleh orang tua ketika anak memperlihatkan emosinya adalah tidak menganggap remeh perasaannya atau bahkan memarahinya.

Namun tentu saja, salah satu cara mengatasi anak emosional adalah tidak membiarkan anak memiliki sikap yang berlebihan, seperti menyakiti orang lain maupun dirinya sendiri. Misalnya ketika sedang emosional anak memukul atau menendang orang lain, berguling-guling di lantai, membenturkan kepala ke dinding, menangis hingga berjam-jam, dan lain sebagainya. Jika Anda merasa sikap anak sudah berlebihan, Anda perlu membantu anak untuk dapat meregulasi atau mengendalikan emosinya, bisa juga dengan meminta bantuan ahli.

Seberapa sensitif emosi anak Anda?

Anda dapat mengecek seberapa sensitif anak dengan menjawab beberapa pertanyaan berikut:

1. Emosi yang sensitif terhadap diri sendiri

  • Apakah anak dapat menunjukkan perasaannya dengan jelas?
  • Ketika menonton film sedih atau takut, apakah ia memperlihatkan reaksi yang berlebihan?
  • Apakah ia sering sekali menangis dan sulit merelakan sesuatu?
  • Apakah anak mudah marah ketika didisiplinkan, dikritik, atau mendapat komentar negatif dari orang lain?

2. Emosi yang sensitif terhadap orang lain

  • Apakah anak paham jika ada yang sedang marah atau sakit hati?
  • Apakah ia kelihatan bisa ikut merasakan perasaan orang lain?
  • Apakah anak dapat menunjukkan rasa empati atau simpati pada orang lain?

Jika sebagian besar jawabannya adalah ‘YA’ maka anak Anda kemungkinan besar memiliki temperamen emotionally sensitive.

Ciptakan lingkungan yang mendukung

Mengatasi anak emosional atau sensitif secara emosi adalah dengan menciptakan lingkungan yang mendukungnya. Caranya adalah dengan melakukan validasi (mendukung) terhadap emosi yang ia rasakan. Maksudnya, dengan memahami emosinya, serta mengarahkan anak untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap emosi berlebih yang ia rasakan.

Contoh pernyataan yang mendukung (validasi) dan tidak mendukung (invalidasi) emosi anak:

1. Invalidasi: “Tenang ya, ini biasa-biasa saja kok.”

Validasi: “Ayah/Ibu mengerti kalau kamu sedang marah. Coba kamu ceritakan kenapa kamu marah.”

2. Invalidasi: “Kamu tidak sungguh-sungguh bilang begitu, kan?”

Validasi: “Coba kamu cerita sama Ayah/Ibu, apa sih yang kamu rasakan?”

3. Invalidasi: “Aduh, sudah… jangan marah-marah terus!”

Validasi: “Tidak apa-apa kalau kamu marah, tapi jangan pukul-pukul dinding ya, nanti tanganmu sakit.”

4. Invalidasi: “Kenapa kamu mau menang sendiri, sih?”

Validasi: “Ayah/Ibu mengerti kenapa kamu ingin melakukan itu, tapi kita pikirkan yuk cara terbaik biar semua orang juga senang.”

Mengatasi anak emosional memang butuh waktu dan perlu dilakukan secara konsisten. Beri kesempatan anak untuk dapat mengatur emosinya dan melakukan hal lain yang dapat meredakan perasaan berlebih yang ia rasakan. Dukungan dari Anda akan sangat berarti baginya.

Referensi:

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Artikel Selanjutnya

Olahraga Saat Hamil

Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan