Mengatasi Kondisi Lazy Eyes
dr. Ika Fitriana, Sp.PD | 30 Juni 2020
Mata malas (lazy eyes) atau juga disebut ambliopia merupakan kelainan yang paling sering terjadi pada anak. Kelainan ini bisa dideteksi secara dini melalui serangkaian pemeriksaan. Gejalanya kerap dikeluhkan saat anak mulai sekolah dan mengandalkan kemampuan visualnya untuk belajar. Mengatasi kondisi lazy eyes ini akan efektif jika dilakukan di masa emas tertentu.
Faktor penyebab
Beberapa faktor risiko dapat menyebabkan ambliopia, dan faktor risiko ini dapat ditemukan lewat pemeriksaan dini. Bila kelainan ini tidak dikoreksi, ambliopia dapat bersifat permanen saat anak tumbuh dewasa. Penelitian yang dilakukan oleh National Institutes of Health menunjukkan bahwa mengatasi kondisi lazy eyes sebaiknya dilakukan sedini mungkin (sebelum usia 14 tahun).
Gejala yang dapat terlihat
Gejala ambliopia sebenarnya bisa langsung terlihat:
- mata tampak juling (bagian hitam mengarah ke tengah atau bergerak tidak sinkron)
- anak kesulitan memfokuskan penglihatannya, terutama untuk melihat benda yang berjarak cukup dekat.
Pada kasus tertentu, gejala bisa tidak nyata sehingga perlu dilakukan skrining penglihatan (vision screening). Pemeriksaan ini biasanya dilakukan untuk anak yang belum bisa menyampaikan keluhannya, usia bayi hingga prasekolah.
Mengoreksi kondisi lazy eyes
Mengoreksi mata ambliopia bisa dengan beberapa cara, yaitu:
- Menggunakan kaca mata yang sesuai.
- Mengobati penyebab bila memungkinkan, misalnya karena ada katarak.
- Membiasakan diri menggunakan mata yang tidak dominan (misalnya menggunakan penutup mata secara rutin atau dengan obat tetes mata), hal ini efektif jika dilakukan sedini mungkin.
- Pembedahan, bisa dilakukan untuk gangguan otot mata atau untuk menghilangkan katarak (selaput putih di lensa mata).
Pentingnya deteksi dini
Semakin dini mengatasi kondisi lazy eyes, hasilnya akan semakin baik. Terapi ambliopia atau kelainan refraktif pada satu mata saat usia 3-5 tahun akan memperbaiki tajam penglihatan secara signifikan, dan secara teori akan menyebabkan perbaikan permanen dibandingkan jika didiamkan.
Waspadai ambliopia
Anak dengan faktor risiko tertentu memiliki tingkat risiko yang cukup tinggi menderita ambliopia. Faktor-faktor tersebut antara lain:
- Lahir prematur dengan usia kehamilan kurang dari 32 minggu atau berat kurang dari 1.500 gram.
- Berat lahir antara 1.500-2.000 gram, dengan riwayat kesulitan bernapas atau gangguan lain.
- Keluarga ada yang mengalami katarak sejak lahir, tumor mata, penyakit keturunan yang berhubungan dengan mata.
Tak perlu khawatir, bagi orangtua yang merasa ada sesuatu yang tidak normal dengan penglihatan anak, segera berkonsultasilah dengan dokter untuk penanganan yang tepat dan cepat. Semakin dini mengatasi kondisi lazy eyes, kemungkinan dapat dikoreksi pun akan semakin besar.