Pemberian Obat Demam pada Anak
Desi Hariana | 14 September 2020
Obat demam bagi anak adalah salah satu obat ‘wajib’ di dalam kotak obat. Ada banyak pilihan obat demam (antipiretik) di pasaran dengan kandungan yang berbeda-beda, namun tentunya memiliki khasiat yang sama. Namun demikian, kita perlu tahu pemberian obat demam pada anak agar memberikan efek terbaik.
Demam yang perlu diwaspadai
Demam pada anak adalah reaksi terhadap masuknya kuman penyakit ke dalam tubuh. Tubuh manusia menaikkan temperaturnya untuk membunuh kuman yang masuk. Pada umumnya, demam akan turun sendiri setelah dua atau tiga hari. Itu artinya infeksi tidak berbahaya dan imunitas tubuh anak berhasil menanganinya dengan baik.
Kenali kondisi penyerta demam yang perlu kita waspadai:
- Bayi kurang dari 3 bulan. Imunitas tubuh mereka masih lemah dan bayi belum bisa menyampaikan apa yang ia rasakan.
- Jika demam dibarengi dengan ruam atau lebam di tubuh anak. Hal ini pertanda bahwa infeksi yang terjadi cukup serius.
- Apabila anak lebih rewel atau lebih mengantuk dari biasanya.
- Ada rasa sakit yang luar biasa di bagian tubuh tertentu, seperti di leher.
- Kesulitan bernapas, atau bernapas lebih berat dari biasanya.
- Ada kondisi penyakit lainnya yang membuat ia lebih lemah melawan infeksi.
- Demam melebihi 390 Celcius.
- Demam lewat dari tiga hari.
- Mengalami kejang.
- Anak minum lebih sedikit dari biasanya.
- Ada hal-hal yang tidak biasa dan mengkhawatirkan bagi orang tua.
Jika anak mengalami hal ini, segera bawa ke dokter anak untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Obat penurun demam bagi anak
Obat demam anak yang bisa dibeli di pasaran, tanpa resep dokter, atau OTC (over-the-counter medicine) cukup banyak jumlahnya. Pemberian obat demam pada anak juga berarti kita perlu mengetahui kandungannya. Pada dasarnya, hanya dua jenis kandungan obat demam yang dianjurkan bagi anak.
1. Parasetamol (nama lainnya, asetaminofen)
Selain penurun demam juga untuk mengurangi rasa sakit (analgesik). Umumnya digunakan untuk anak di atas 2 tahun. Perhatikan dosis pemberian bagi anak, bisa dibaca pada kemasan obat. Jika digunakan untuk anak di bawah usia 2 tahun, sebaiknya mintalah dosis yang tepat pada dokter anak Anda.
2. Ibuprofen
Merupakan jenis OAINS (Obat Antiinflamasi Non Steroid) yang juga dapat meredakan pembengkakan. Hanya boleh digunakan untuk anak di atas 6 bulan. Tidak boleh diberikan pada anak yang terus menerus muntah atau mengalami dehidrasi.
Waspadai pemberian obat pada anak
Dalam hal pemberian obat demam pada anak ini, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan juga, karena dapat berdampak buruk pada anak, seperti:
- Tidak memberikan anak obat demam dengan kandungan aspirin karena dapat mengakibatkan pendarahan di usus dan kondisi yang disebut Reye’s Syndrome, pembengkakan pada organ hati dan otak.
- Jangan mencampur obat demam dengan obat flu karena biasanya di dalam obat flu sudah ada kandungan antipiretiknya juga. Konsultasikan pemberian obat pada anak dengan dokter anak Anda.
- Waspadai munculnya gejala alergi pada anak ketika minum obat-obatan tertentu. Begitu juga dengan tanda-tanda lainnya seperti mual, sakit perut, pusing, dan lain sebagainya.
- Pastikan selalu dosis obat bagi anak sudah tepat, Anda dapat menanyakan hal ini pada dokter ketika berkonsultasi secara langsung.
Referensi:
- https://www.webmd.com/children/guide/treat-fever-young-children#1
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/fever/in-depth/fever/art-20050997
- https://www.health.harvard.edu/blog/worry-childs-fever-2017072512157
- https://www.londondoctorsclinic.co.uk/blog/ibuprofen-vs-paracetamol/