Penentu Keberhasilan Terapi Autisme
Dewi Anggraini, Amd. OT. | 9 Februari 2021
Setelah memeriksakan anak ke dokter spesialis saraf, psikiater, atau psikolog, orang tua akan mendapatkan diagnosis dan langkah yang perlu dilakukan selanjutnya. Anak yang telah didiagnosis autistik umumnya akan dirujuk untuk menjalani program terapi autisme. Apa saja yang dapat menjadi penentu keberhasilan terapi autisme.
Assesment atau penilaian awal
Dari diagnosis yang diberikan ahli, terapis akan memeriksa secara detail usia anak, bagaimana performance anak saat assessment atau penilaian awal. Apakah ada gangguan penyerta, misalnya keterbatasan fisik, alergi atau lainnya. Penilaian ini diperlukan oleh terapis untuk menyesuaikan jenis penanganan yang tepat dan sesuai. Selain itu, agar terapis juga mengetahui kemungkinan kemajuan anak selama mengikuti terapi.
Terapis selanjutnya akan bekerjasama dengan tim dari multidisiplin ilmu untuk menangani anak-anak yang akan diterapi. Intervensi dari tim multidisiplin ilmu ini penting, karena walaupun diagnosis anak-anak dengan ASD (autism spectrum disorder) ini sama, namun kemampuan setiap anak berbeda, sehingga perlakuannya pun otomatis berbeda.
Beberapa jenis terapi yang biasa disarankan untuk anak-anak dengan autisme ini diantaranya:
- Terapi okupasi (occupational therapy). Terapi ini dilakukan untuk membantu menguatkan, memperbaiki koordinasi, dan keterampilan otot pada anak autistik.
- Terapi wicara (speech therapy). Untuk membantu anak mengatasi keterlambatan bicara atau kesulitan berbahasa.
- Terapi perilaku (behavior therapy). Terapi non medis ini bertujuan untuk mengubah perilaku negatif menjadi perilaku positif.
- DIR therapy atau development, individual differences, relationship (DIR) sering juga disebut juga floor time. Metode terapi yang bersahabat, hangat, dan akrab untuk membangun hubungan interpersonal dengan anak. Terapi ini berguna untuk memperbaiki proses perkembangan anak melalui bahasa tubuh, percakapan dan media bermain.
Dukungan berbagai pihak
Keberhasilan terapi autisme dapat dilihat dari kemajuan anak selama menjalani masa terapi. Kemajuan yang dimaksud antara lain keterampilan sosial, komunikasi, fungsional dan perilakunya. Perkembangan dan kemajuan anak biasanya akan dicatat dan dilaporkan terapis setidaknya setiap empat bulan. Beberapa faktor juga akan turut menjadi penentu keberhasilan terapi autisme, seperti:
- peran serta caregiver (pengasuh/pendamping) dalam melakukan home program yang diberikan
- konsistensi dalam mengikuti sesi terapi
- kondisi kesehatan anak
- berat ringan diagnosis yang diberikan
- faktor makanan, meskipun hal ini bersifat individual.
Home program
Home program diberikan di luar kegiatan terapi yang diberikan oleh terapis di klinik, yaitu ketika anak melewatkan waktunya di rumah. Home program ini tentunya disesuaikan dengan profil anak dan kondisi keluarga. Dalam melaksanakan home program biasanya anak akan dibantu oleh seorang caregiver untuk memastikan konsistensi kegiatan berjalan dengan baik.
Aktivitas home program yang bisa dilakukan di rumah antara lain berenang, berjalan, beraktivitas di taman seperti menyiram tanaman, membersihkan halaman, atau bisa juga dengan menari dan bernyanyi bersama caregiver. Beberapa anak autistik bahkan dapat diajari kegiatan olah raga bela diri. Gerakan yang dilakukan dalam olahraga bela diri dapat memberikan input yang baik untuk sensory motor system serta memori visual mereka.
Konsistensi dalam melakukan home program maupun dukungan pada anak saat menjalani terapi di klinik akan sangat berperan sebagai penentu keberhasilan terapi autisme.