Penyebab Anak Telat Bicara
Desi Hariana | 16 November 2022
Kecepatan setiap anak dalam menguasai keterampilan bicara dan berbahasa memang berbeda-beda. Namun orang tua perlu mengetahui milestones atau tolok ukur perkembangannya. Contohnya anak usia 2 tahun pada umumnya sudah dapat menyebutkan sekitar 50 kata dan mengucapkan kalimat dengan dua atau tiga kata. Saat mencapai usia 3 tahun, umumnya anak sudah mengusai 1.000 kata dan dapat mengucapkan kalimat yang terdiri dari tiga hingga empat kata.
Jika anak Anda belum menguasai milestones keterampilan bahasa di usianya, kemungkinan ia mengalami kondisi telat bicara. Anak telat bicara tidak selalu berarti ada yang salah dalam perkembangannya. Namun demikian, orang tua tetap perlu waspada karena penyebab anak telat bicara bisa saja cukup serius dan butuh penanganan medis.
Apa yang disebut keterlambatan bicara dan bahasa?
Keterlambatan bicara dan bahasa adalah kondisi di mana anak tak dapat memenuhi tahapan kemampuan bicara dan bahasa yang umum di usianya. Gangguan perkembangan ini ditemukan pada sekitar 10% anak prasekolah.
Masalah bicara dan bahasa memang berbeda, namun sering juga saling tumpang tindih. Contohnya:
- Anak dengan keterlambatan bahasa dapat mengucapkan kata tapi belum dapat menggabungkannya dengan kata lain.
- Anak dengan keterlambatan bicara dapat menggunakan kata dan frasa untuk mengekspresikan pemikirannya, namun sulit untuk dimengerti.
Apa penyebab anak terlambat bicara?
Berikut adalah beberapa kemungkinan penyebab anak terlambat bicara:
1. Masalah di area mulut (masalah pengucapan)
Penyebab anak terlambat bicara dapat diakibatkan masalah di mulut, lidah, atau langit-langit mulut. Misalnya pada anak dengan kondisi tongue-tie yang membuat lidah sulit bermanuver untuk membentuk huruf, terutama d, I, r, s, t, z, th.
2. Gangguan bicara dan bahasa
Beberapa gangguan bicara dan bahasa melibatkan fungsi otak dan dapat merupakan indikasi adalah gangguan belajar pada anak. Salah satu penyebabnya adalah kelahiran prematur. Contohnya apraksia yang merupakan gangguan fisik dimana anak sulit membentuk suara yang tepat untuk melafalkan kata. Namun hal ini tidak mengganggu komunikasi nonverbal, atau pemahaman bahasa.
3. Gangguan pendengaran/tuli
Anak yang mengalami gangguan atau bahkan kehilangan kemampuan mendengar kemungkinan besar akan sulit untuk melafalkan kata-kata. Salah satu ciri dari gangguan ini adalah anak tidak memahami apa yang orang lain katakan kecuali jika dibarengi dengan gestural seperti menunjuk benda yang dimaksud.
4. Kurang mengalami stimulasi
Anak yang jarang mengalami kontak atau komunikasi dengan orang lain lebih mudah mengalami keterlambatan bicara dan bahasa. Lingkungan memiliki peran yang amat penting dalam perkembangan bicara dan bahasa anak. Oleh karena itu, sering-seringlah mengajak anak berbicara, sehingga ia juga dapat belajar lebih banyak kata serta merangkainya.
5. ASD (autism spectrum disorder)
Permasalahan bicara dan bahasa yang mengarah pada ASD memiliki gejala penyerta lainnya, seperti:
- ekolalia (mengulang-ulang kata) tapi tidak merangkainya menjadi frasa
- perilaku yang diulang-ulang
- kesulitan dalam berkomunikasi verbal maupun nonverbal
- kesulitan untuk berinteraksi sosial
- kemunduran dalam keterampilan bicara maupun bahasa.
6. Masalah neurologi
Gangguan saraf dapat mempengaruhi kemampuan otot dalam berbicara. Seperti pada anak dengan gangguan cerebral palsy, distrofi otot, atau cedera pada otak.
7. Gangguan kecerdasan
Anak dengan gangguan kecerdasan akan sulit untuk mengucapkan kata-kata, sehingga mereka umumnya sulit berbicara.
Diagnosis dan penanganan anak terlambat bicara
Kecepatan perkembangan anak yang tidak sama sering menyebabkan sulit dalam membedakan mana keterlambatan dan mana yang gangguan. Antara 10% hingga 20% anak usia 2 tahun mengalami terlambat bicara, dengan jumlah anak laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan anak perempuan. Mereka pada umumnya tidak mengalami gangguan dan dapat mengejar ketertinggalan di usia 3 tahun.
Dokter akan melakukan pemeriksaan dengan melihat kemampuan bicara dan bahasa anak, termasuk perkembangan lainnya sesuai milestone serta perilaku sehari-hari. Area mulut seperti lidah dan langit-langit juga akan diperiksa. Jika ada kecurigaan, anak juga perlu menjalani tes pendengaran untuk memastikan ada atau tidaknya gangguan pendengaran.
Penanganan anak terlambat bicara akan disesuaikan dengan gangguan atau masalah yang mereka alami. Segera periksakan Si Kecil ke dokter anak jika menemukan adanya keterlambatan perkembangan. Semakin cepat dilakukan intervensi akan semakin baik hasilnya.
Referensi: