Penyebab Kolik pada Si Kecil
Dyah Soekasto | 30 Maret 2021
Kolik adalah kondisi dimana bayi rewel dan menangis berkepanjangan hingga terjadi minimal tiga hari dalam seminggu. Angka kejadian kolik infantil bervariasi antara 5-40% dengan kejadian yang kurang lebih sama pada bayi yang mendapat ASI maupun susu formula. Biasanya terjadi pada bayi berusia dua minggu sampai usia 3-4 bulan.
Gejala kolik
Beberapa gejala kolik yang perlu diketahui oleh orang tua:
- Gejala utama berupa tangis yang berlebihan dan terus menerus.
- Bayi terlihat kesakitan, rewel, menarik kedua tungkainya, muka terlihat memerah, serta ia mengerutkan dahinya.
- Biasanya terjadi sore hari hingga tengah malam dan tak jarang membuat orang tua frustrasi karena tangisan sulit dihentikan.
Bayi yang mengalami kolik memiliki berat badan baik dan tidak terdapat gangguan menyusu. Biasanya bayi mulai mengalami kolik pada usia 3 minggu, memburuk saat usia 6 minggu dan akan berhenti sendiri sekitar usia 3 sampai 4 bulan.
Ada beberapa teori penyebab kolik pada Si Kecil:
- Belum matangnya sistem pencernaan bayi.
- Belum matangnya sistem susunan saraf pusat sehingga bayi berespons berlebihan terhadap rangsang dari luar.
- Anak alergi susu sapi.
Teori-teori tersebut saat ini masih diteliti lebih lanjut dan belum ada solusi untuk mengantisipasinya.
Penanganan kolik
Mengingat penyebab pastinya belum diketahui dan belum ada satu cara efektif dapat dilakukan untuk mengatasi kolik, yang paling penting adalah memastikan anak tidak mengalami masalah kesehatan serius. Beberapa masalah serius yang dapat menjadi penyebab anak menangis terus menerus, seperti; infeksi saluran cerna, konstipasi, intoleransi laktosa, alergi susu sapi, hernia, patah tulang, radang telinga, dan lainnya.
Jika serangan kolik datang, yang perlu dilakukan oleh orang tua adalah untuk menenangkan dan membuat bayi merasa nyaman. Cara yang berhasil diterapkan pada satu bayi belum tentu cocok untuk bayi yang lain, jadi ibu dan ayah perlu mencari cara mana yang dapat membuat bayinya nyaman. Beberapa cara untuk menenangkan bayi, antara lain:
- Pastikan tidak ada penyebab lain, misalnya bayi lapar, haus, lelah, mengantuk, ingin dipeluk, kedinginan, kepanasan, nyeri.
- Jika bayi mendapat ASI, hindari konsumsi susu sapi dan produknya, serta makanan yang dapat menyebabkan gas di saluran cerna.
- Jika bayi minum susu formula, hindari bayi menelan udara dari botol.
- Sendawakan bayi setiap usai minum ASI/susu formula.
- Jika bayi mendapat susu formula, kemungkinan dokter akan mengganti susu ke formula bebas laktosa atau rendah alergen.
- Ciptakan lingkungan yang tenang, hindari cahaya terang.
- Dekap bayi saat menggendongnya, ayun dengan perlahan.
- Mandikan bayi dengan air hangat atau letakkan botol berisi air hangat di perut bayi.
- Lakukan pijatan di tubuhnya dengan usapan yang lembut.
Jika bayi tak juga berhenti menangis walaupun segala usaha telah dilakukan, segera datang ke dokter anak untuk berkonsultasi. Jangan sampai membuat ibu atau ayah menjadi stres menghadapi kolik pada Si Kecil.
Referensi:
- Sears William, MD & Sears Martha, R.N.: The Baby Book. Little, Brown and Company, New York. 2006
- https://www.webmd.com/parenting/baby/what-is-colic
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/colic/symptoms-causes/syc-20371074