TUMBUH KEMBANG

Stimulasi Taktil dalam Perkembangan Anak

Dunia anak adalah dunia bermain yang berkaitan dengan eksplorasi bergerak. Stimulasi taktil dalam perkembangan anak sangatlah penting karena mereka mengenal dunianya pertama kali dengan menyentuhnya.

Dewi Anggraini, Amd.OT. | 19 Maret 2021

Dari lima panca indera kita, yang paling sering digunakan untuk mengeksplorasi lingkungan sekitar adalah indera peraba (taktil), karena hampir seluruh tubuh kita dilapisi oleh kulit. Setiap indera mempunyai reseptor yang berfungsi sebagai penerima rangsang sensorik. Itu sebabnya stimulasi taktil dalam perkembangan anak sangatlah penting.

Reseptor taktil ada di kulit dan selaput lendir tertentu yang menginformasikan rangsangan (input) ke otak, setelah diproses, kemudian dihasilkan (output) berupa berbagai ekspresi, seperti rasa panas, dingin, sakit, gatal, kasar, halus lembut, keras, empuk, nyaman, tidak nyaman, basah, kering, licin, asam, manis, asin, pahit, pedas, sedih, marah, jengkel, benci, sayang, dan senang. Semua ekspresi ini muncul baik dalam gerakan maupun verbal.

Fungsi taktil

Stimulasi taktil dalam perkembangan anak menjadi penting karena kemampuan meraba memiliki fungsi sebagai berikut:

  • Pembeda rasa, yang mempersepsikan perbedaan benda keras, kasar, halus, lembut, licin, basah, kering.
  • Perlindungan tubuh, seperti rasa nyeri, gatal, panas, dingin, tajam, sedih, dan takut.
  • Memberi informasi tentang sumber rangsangan yang diterima oleh tubuh kita.
  • Mengontrol kepekaan alat raba, rasa, dan emosi.
  • Memberi kesadaran akan posisi tubuh (body awareness), contohnya saat melompat, berlari sambil melompat, berayun, meluncur dari ketinggian dan sebagainya.

Saat fungsi taktil terganggu

Ketika fungsi taktil ini terganggu, maka anak akan memperlihatkan perilaku yang berbeda, yaitu:

  • Cenderung tidak suka disentuh apalagi dipeluk, bahkan memukul. Hal ini secara tidak langsung akan memengaruhi interaksi anak dengan teman-temannya di sekolah maupun di lingkungan rumahnya.
  • Sulit mencoba makanan yang baru atau tidak dikenalnya, kurang suka dengan makanan dengan tekstur tertentu, seperti kenyal, kental, atau licin. Kondisi ini akan memengaruhi pola makan anak.
  • Kesulitan menyadari benda yang dipegangnya jatuh, kurang mampu mengenali benda yang dirabanya tanpa melihatnya terlebih dahulu. Sehingga ia sering mengalami ketinggalan atau kehilangan barang.

Main sama-sama, yuk!

Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk senantiasa memberikan stimu- lasi taktil dalam perkembangan anak sejak dini, terutama pada masa periode emasnya. Salah satu cara yang disarankan adalah memberikan stimulasi sambil bermain.

Jenis permainan yang dapat dimainkan bersama antara lain:

  • Bermain dengan benda padat seperti bola, kelereng, daun, alat musik, matras, dan bantal. Berikan kesempatan kepada anak menyentuh semua benda tersebut dan merasakan perbedaanya.
  • Bermain dengan benda cair seperti finger painting dengan menggunakan pewarna makanan atau cat air, bermain tepung yang diberi air, membantu mencuci mobil atau sepeda kesayangannya, dan lain-lain.
  • Bermain dengan benda yang kenyal dan lembut seperti playdough, lilin malam, tanah liat, bubur kertas, dan sebagainya. Bermain dengan benda bertekstur kasar, halus, tajam, tumpul seperti bermain kacang-kacangan, dan pasir.
  • Bermain pura-pura (pretend play), bermain dengan melihat mimik wajah di cermin, mengenalkan berbagai macam ekspresi kepada anak. Jika anak melakukan hal yang lucu maka tertawalah, jika anak melakukan sesuatu yang menyakiti kita, meringislah sambil menunjukkan kepada anak bagian yang telah disakitinya.

Stimulasi taktil dalam perkembangan anak memang penting, namun lebih penting lagi untuk memberikan dukungan pada anak. Jangan lupa berikan penghargaan berupa pujian, belaian atau pelukan jika anak berhasil mengikuti permainan stimulasi yang diberikan.

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Artikel Sebelumnya

Labeling pada Anak

Artikel Selanjutnya

Anak Sering Tersedak

Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan