KESEHATAN KELUARGA

Tanda-tanda Otak Kekurangan Oksigen

Banyak hal yang memungkinan seseorang mengalami gangguan pasokan oksigen ke otak dan hal ini sangat berbahaya, bahkan dapat menyebabkan kematian. Apa tanda-tanda otak kekurangan oksigen?

Desi Hariana | 23 Juli 2024

Oksigen merupakan unsur yang amat penting dalam metabolisme tubuh kita. Kekurangan oksigen bisa berdampak sangat buruk bagi aktivitas sel tubuh dan menyebabkan berbagai gangguan, bahkan hingga kematian. Otak menggunakan seperlima dari suplai oksigen di dalam tubuh untuk mengirimkan sinyal-sinyal melalui sistem saraf agar tubuh dapat bekerja dengan baik.

Hipoksia otak

Kekurangan oksigen di otak atau hipoksia otak (brain hypoxia) terjadi ketika ada hal yang mengganggu pasokan oksigen ke otak. Ketika sesuatu menghalangi pasokan oksigen ke otak selama empat menit atau lebih, sel-sel otak mulai mati. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan otak permanen.

Hal-hal yang dapat menyebabkan hipoksi otak, antara lain:

  • gangguan kerja jantung, serangan jantung, henti jantung
  • aritmia (irama detak jantung yang tidak teratur)
  • tekanan darah rendah
  • tercekik, tenggelam, bernapas dalam kondisi berasap
  • serangan asma parah
  • komplikasi anastesi total
  • berada di ketinggian yang rendah oksigen (naik gunung)
  • penggunaan obat, keracunan
  • kejang, stroke
  • cedera di area kepala.

Beberapa gejala otak kekurangan oksigen

Dalam hitungan 15 detik saat pasokan oksigen ke otak berkurang, pada umumnya manusia akan kehilangan kesadaran. Pasien harus segera mendapat penanganan kegawatdaruratan.

Berikut adalah beberapa tanda lain ketika otak mengalami kekurangan oksigen:

  • kehilangan memori atau ingatan sementara, kebingungan
  • berkurangnya kemampuan untuk menggerakkan tubuh
  • sulit konsentrasi atau memusatkan atensi
  • kesulitan dalam pengucapan
  • ada bagian wajah yang turun (drooping)
  • kulit atau bibir berwarna kebiruan atau abu-abu
  • terengah-engah
  • pupil mata terlihat melebar dari normal

Kondisi kekurangan oksigen parah dapat mengakibatkan:

  • kejang
  • koma
  • mati otak

Mereka yang memiliki risiko cukup tinggi untuk mengalami otak kekurangan oksigen adalah pasien dengan gangguan pada jantung, paru, gangguan otot, asma, ALS (amyotrophic lateral sclerosis), begitu juga dengan mereka yang memiliki profesi dengan risiko tinggi di lapangan, seperti petugas pemadam kebakaran, petugas SAR, bahkan para atlet, terutama atlet renang.

Penanganan dan risiko yang dapat dialami

Penanganan pertama dan terpenting pada kondisi otak kekurangan oksigen biadanya dilakukan oleh para petugas penyelamatan, maupun dokter IGD. Mereka akan berusaha untuk segera meningkatkan pasokan oksigen ke otak, meskipun belum bisa mengetahui seberapa jauh kerusakan yang dialami oleh sel-sel otak.

Setelah mendapatkan penanganan kegawatdaruratan, dokter spesialis saraf akan meminta pasien untuk menjalani berbagai tes yang dibutuhkan, seperti:

  • tes darah untuk melihat tingkat oksigen dalam darah
  • rontgen dada untuk melihat kondisi paru
  • tes untuk melihat fungsi jantung seperti echocardiogram dan electrocardiogram
  • tes untuk kepala atau otak, seperti angiogram, CT Scan, electroencephalogram, dan MRI.

Penanganan pada pasien yang mengalami otak kekurangan oksigen akan disesuaikan dengan kondisi masing-masing. Ada yang mengalami gangguan ringan dan hanya butuh beristirahat beberapa hari, ada juga yang perlu terapi obat hingga fisioterapi. Semuanya tergantung pada seberapa parah kerusakan yang terjadi pada sel-sel otak maupun organ lainnya.

Referensi:

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan