KESEHATAN KELUARGA

T&J Seputar COVID-19

Per 28 Maret 2020 siang, terdata 596.723 kasus positif COVID-19 di dunia, yang menyebabkan 27.352 orang kehilangan nyawanya yang tersebar di 176 negara. Berikut adalah T&J Seputar COVID-19 yang perlu Anda ketahui.

Desi Hariana | 28 Maret 2020

Banyak pertanyaan seputar wabah akibat virus SARS-CoV-2 yang korbannya makin bertambah akhir-akhir ini. Bahkan menurut perkiraan para ahli, Indonesia akan mengalami puncak penambahan jumlah kasus positif selama bulan Maret-April dan menurun di bulan Mei 2020. Agar Anda tidak kebingungan dengan berbagai berita yang simpang siur di linimasa Anda, berikut adalah T&J Seputar COVID-19 yang kami ambil dari situs resmi Kemenkes RI dan WHO. Semoga membantu Anda.

1. Apakah saya perlu khawatir?

Penyakit yang disebabkan poleh COVID-19 pada umumnya ringan, terutama pada anak dan dewasa muda. Namun demikian, penyakit ini dapat menjadi berat: 1 dari 5 orang yang terinfeksi membutuhkan penanganan rumah sakit. Ini terjadi pada mereka yang memiliki penyakit pendahulu seperti hipertensi dan diabetes, atau memiliki imunitas yang rendah.

Sangat wajar jika Anda merasa khawatir bahwa diri Anda maupun orang-orang yang Anda sayangi terkena penyakit ini. Namun sebaiknya tak perlu berlebihan, kita dapat mengalihkan rasa khawatir ini dengan selalu melakukan upaya pencegahan, seperti mencuci tangan, menjaga kebersihan diri, tetap tinggal di rumah untuk menghindari keramaian.

2. Apakah virus ini dapat bertahan di udara?

Belum ada bukti yang dapat memperkuat dugaan ini. Penelitian awal menyebutkan bahwa virus penyebab COVID-19 ditularkan melalui kontak dengan tetesan kecil (droplet) dari saluran pernapasan.

3. Apakah COVID-19 sudah ada obatnya?

Hingga saat ini, belum ditemukan vaksin maupun antivirus spesifik sebagai obat untuk mencegah atau mengobati COVID-19. Penderita yang mengalami sakit cukup berat tetap perlu mendapatkan perawatan kesehatan, atau dirawat inap di rumah sakit. Kebanyakan pasien COVID-19 membaik dengan dukungan perawatan ini.

Sampai saat ini para ahli masih berusaha keras untuk menemukan vaksin dan obat khusus untuk menangani penyakit ini. Badan kesehatan dunia, WHO juga turut melakukan kordinasi dengan semua pihak untuk mewujudkan hal tersebut.

4. Dapatkah kita terinfeksi COVID-19 dari hewan peliharaan?

Belum ada kasus yang membuktikan bahwa hewan peliharaan seperti anjing atau kucing dapat terinfeksi COVID-19, lalu menularkannya pada manusia. Kita lebih mungkin tertular salmonella, toksoplasma, atau E. coli dari hewan. Itu sebabnya kita harus selalu mencuci tangan dengan sabun setelah berinteraksi dengan mereka.  

5. Berapa lama virus bertahan di permukaan benda? 

Studi awal menunjukkan COVID-19 dapat bertahan hingga beberapa jam pada permukaan benda, tergantung pada jenis permukaan, suhu, atau kelembaban lingkungan. Anda cukup melakukan pembersihan dengan disinfektan sederhana untuk menghilangkannya. Biasakan diri untuk mencuci tangan dengan air dan sabun, atau menggunakan hand sanitizer berbasis alkohol, serta hindari menyentuh mata, mulut atau hidung setelah memegang apapun.

6. Kapan kita perlu menggunakan masker?

Masker digunakan ketika kita sakit, mengalami gejala sakit (terutama bersin dan batuk), atau saat berada di tengah keramaian. Masker hanya bisa dipergunakan sekali, setelah itu harus dibuang. Jika Anda tidak sakit atau tidak sedang mengurus orang sakit, penggunaan masker hanya akan jadi sia-sia, dan orang yang membutuhkan malah kekurangan. Gunakan masker secara bijak.

7. Apakah ibu hamil lebih berisiko terkena COVID-19?

Saat ini penelitan masih dilakukan untuk memahami lebih jauh pengaruh penyakit ini terhadap ibu hamil. Data sementara menunjukkan bahwa risiko ibu hamil sama dengan kelompok lain pada umumnya. Namun demikian, dengan adanya perubahan hormonal juga sistem imunitas di dalam tubuhnya, ibu hamil rentan terkena penyakit infeksi saluran napas. Karenanya, tindakan pencegahan tetap perlu dilakukan.

8. Dapatkah ibu hamil menularkan penyakit ini pada bayi dalam kandungannya?

Hingga saat ini, virus SARS-CoV-2 belum ditemukan pada sampel cairan ketuban ataupun ASI. Jadi, kemungkinan ini masih belum diketahui. Untuk ibu yang sudah terinfeksi COVID-19 dan baru melahirkan bayinya, tetap diperbolehkan untuk menyusui juga mengurus bayi. Dengan catatan, selalu mencuci tangan, mengenakan masker, dan menjaga kebersihan tubuh sebelum bersentuhan dengan Si Kecil. 

Referensi:

  • https://www.kemkes.go.id/article/view/20012900002/Kesiapsiagaan-menghadapi-Infeksi-Novel-Coronavirus.html
  • https://www.who.int/news-room/q-a-detail/q-a-coronaviruses 
Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Artikel Sebelumnya

Gangguan Kutu Rambut

Artikel Selanjutnya

Gizi Anak Alergi Susu Sapi

Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan