Usia Paling Rentan Terserang Meningitis
Anissa Aryati | 27 September 2022
Awalnya anak terlihat aktif seperti biasanya, namun setelah terkena meningitis kondisi kesehatannya berubah drastis. Berbicara menjadi terkendala, bergerak pun terbatas, bahkan memerlukan bantuan orang sekitarnya. Mengingat dampaknya yang sangat membahayakan, penyakit ini sebaiknya dicegah dengan berbagai cara. Terutama pada usia paling rentan terserang meningitis.
Berbagai hal yang menyebabkan meningitis
Meningitis merupakan penyakit akibat adanya peradangan yang terjadi pada selaput otak (meninges) dan sumsum tulang belakang. Penyakit ini dapat disebabkan oleh virus, bakteri, ataupun jamur. Tapi meningitis yang disebakan oleh virus lebih sering dijumpai dibandingkan yang disebabkan oleh bakteri maupun jamur.
Proses terjadinya meningitis bermula dari masuknya kuman penyakit melalui aliran darah, berlanjut ke otak dan sumsum tulang belakang serta menginfeksi secara akut bagian-bagian tersebut. Cara lainnya, kuman penyakit langsung menyerang selaput otak, bisa melalui infeksi telinga atau sinus, fraktur tengkorak atau setelah dilakukannya operasi tertentu.
Beberapa jenis bakteri yang sangat umum dapat menyebabkan meningitis akut diantaranya: Streptococcus pneumoniae (pneumococcus), Neisseria meningitidis (meningococcus), Haemophilus influenzae (haemophilus) dan Listeria monocytogenes (listeria).
Kelompok usia berisiko
Meningitis dapat menginfeksi siapapun tanpa memandang usia. Baik anak-anak maupun dewasa semua bisa terserang penyakit ini. Dalam kasus meningitis yang terjadi di Inggris, usia paling rentan terserang meningitis adalah bayi di bawah 3 bulan. Pada bayi usia ini 70 kali lebih mudah terinfeksi meningitis yang disebabkan bakteri dibandingkan orang dewasa.
Mengapa usia bayi menjadi usia paling rentan terserang meningitis? Hal ini disebabkan bayi memiliki sistem kekebalan tubuh yang masih belum berkembang dibandingkan kelompok usia yang lebih besar. Beberapa faktor lainnya yang juga dapat meningkatkan risiko terinfeksi meningitis adalah:
- Memiliki masalah kesehatan yang berhubungan dengan kekebalan tubuh.
- Kontak dengan seorang yang teinfeksi meningitis dan harus mengalami isolasi.
- Berada di lingkungan dengan status meningitis yang cukup tinggi.
Gejala penyakit meningitis antara lain:
- demam tinggi
- bayi menggigil ekstrim
- ruam pin prick atau memar ungu di tubuh
- kesulitan bernafas
- mengantuk berat dan sulit dibangunkan
- kaki dan tangan dingin.
Gejala meningitis pada bayi yang hampir serupa dijumpai pada orang dewasa adalah mual, muntah, dan mengantuk berat yang sulit untuk dibangunkan serta diare. Namun pada orang dewasa gejala yang muncul bisa lebih kompleks, dari nyeri otot hingga sakit kepala.
Meningitis dapat dicegah dengan vaksinasi. Jika terjadi kasus meningitis perlu ditangani sesegera mungkin, terlebih bila hal ini terjadi pada bayi dimana proses penyakit menjadi parah akan jauh lebih cepat. Perawatan yang cepat akan membantu menghindari kerusakan fatal pada otak, juga mengurangi dampak timbulnya gangguan kesehatan lainnya.
Referensi: