Waspada Kondisi Gegar Otak pada Anak
Desi Hariana | 21 November 2023
Anak-anak yang aktif bergerak, atau senang melakukan kegiatan berolahraga, umumnya rentan mengalami trauma kepala atau TBI (the brain injury). Jika benturan terjadi di kepala, anak bisa saja mengalami gegar otak (concussion). Gegar otak pada trauma kepala dapat mempengaruhi kinerja otak dan gejalanya juga dapat berlangsung dalam jangka waktu lama.
Gejala atau tanda-tanda anak mengalami gegar otak
Ketika ada anggota keluarga Anda yang mengalami cedera di kepala, segera periksakan apakah memperlihatkan gejala atau tanda-tanda gegar otak berikut ini:
- sakit kepala, seperti ditekan
- mual atau muntah
- gangguan keseimbangan dan pusing
- gangguan penglihatan (buram atau ganda)
- sensitif terhadap suara atau cahaya
- sulit berkonsentrasi
- kebingungan
- lambat saat memahami penjelasan orang lain
- gangguan tidur
- gangguan mood dan rasa tak nyaman
- perubahan sikap dan perilaku.
Tanda-tanda gegar otak yang dapat menjadi kondisi serius
Ibu dan Ayah perlu waspada apabila anak memperlihatkan gejala yang menunjukkan kondisinya mungkin lebih serius dari gegar otak ringan, yaitu:
- mengalami kejang
- tidak dapat mengenali orang atau tempat
- kehilangan kesadaran
- satu pupil mata lebih besar daripada yang lain
- bicara tak jelas (slurred speech)
- perilaku yang tidak biasa
- mengantuk terus atau sulit dibangunkan
- muntah-muntah
- menangis tak henti (anak-anak).
Segera bawa anak atau anggota keluarga yang mengalami hal ini ke IGD di rumah sakit terdekat untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Pemeriksaan yang dilakukan pada pasien gegar otak
Ada beberapa hal yang dilakukan atau ditanyakan pada pasien gegar otak, seperti:
- durasi atau lama waktu tidak sadarkan diri
- jangka waktu terjadinya amnesia (kehilangan memori total atau sebagian)
- jarak waktu terjadinya perubahan status mental (kebingungan)
- kecepatan dalam mengikuti instruksi
- melakukan tes pencitraan untuk melihat kemungkinan adanya perdarahan, memar, atau pembengkakan pada otak.
Cara mengatasi gegar otak
Pada kasus cedera otak medium hingga berat, mungkin dibutuhkan penanganan yang lebih serius, misalnya operasi untuk mengurangi tekanan cairan di otak, dan lain sebagainya. Namun pada kasus gegar otak, umumnya pasien dapat secara berangsur-angsur kembali ke aktivitas semula, sambil menemukan keseimbangan dalam melakukan aktivitas sehari-hari agar tidak mengganggu penyembuhan.
Di hari pertama dan kedua, anak-anak perlu beristirahat total di rumah, tidak melakukan aktivitas fisik atau yang membutuhkan terlalu banyak konsentrasi, seperti mengerjakan pekerjaan rumah. Lakukan aktivitas menenangkan seperti membaca, menggambar, mewarnai, atau menikmati waktu tenang mendengarkan musik.
Sedikit demi sedikit, aktivitas pasien dapat ditambah, seperti melakukan jalan santai di sekitar rumah. Namun untuk sementara waktu, ia belum dapat melakukan kegiatan olah raga berat seperti berlari, bermain bola, dan lainnya. Apabila gejala yang dirasakan semakin terasa atau semakin berat, sebaiknya aktivitas yang dilakukan dihentikan dahulu dan pasien diminta untuk beristirahat kembali.
Referensi: