Dermatillomania (excoriation disorder) adalah kondisi gangguan mental yang membuat seseorang secara kompulsif mengelupas kulitnya sendiri. Pengelupasan kulit ini tentu saja dapat menyebabkan luka, infeksi, dan bekas luka, yang akhirnya mengakibatkan stres, kecemasan, dan menurunkan rasa percaya diri. Kondisi ini pada umumnya dapat diobati dengan obat-obatan dan terapi.
Apa itu dermatillomania?
Berasal dari kata-kata Yunan, ‘derma’ (kulit), ‘tillo’ (menarik, mengelupas), dan ‘mania’ (perilaku atau aktivitas berlebihan). Gangguan yang bersifat kronik ini masuk ke dalam kategori OCD (obsessive compulsive disorder). Namun demikian, pada dermatillomania ada sedikit perbedaan dari kriteria OCD umumnya, yaitu:
- Obsesi. Jika pada penderita OCD muncul pemikiran atau dorongan untuk melakukan sesuatu yang sulit dikontrol, tidak demikian kondisinya dermatillomania.
- Muncul rasa senang. Pada dermatillomania, ada perasaan lega dan senang (emosi positif) ketika mengelupas kulit. Namun pada OCD hal ini tidak muncul.
- Mencederai diri. Penderita OCD jarang menyakiti diri sendiri atau menyebabkan luka pada diri sendiri. Sedangkan pada penderita dermatillomania, hal ini umum terjadi.
Siapa yang berisiko mengalami dermatillomania?
Sebenarnya baik laki-laki dan perempuan dapat mengalami gangguan ini. Penderita perempuan sedikit lebih tinggi, namun perempuan juga cenderung melakukan konsultasi untuk mengatasi gangguannya. Kebiasaan mengelupas kulit ini biasanya muncul di usia pubertas dan diawali oleh gangguan kulit seperti jerawat atau eksim. Sekitar 5% populasi di dunia pernah mengalami dermatillomania.
Apa yang dilakukan oleh penderita dermatillomania?
Orang yang mengalami gangguan dermatillomania akan mengelupasi kulit, secara kompulsif (dorongan yang kadang tak disadari). Walaupun disadari, namun kadang tak dapat menahannya. Area yang dikelupas biasanya kulit yang bermasalah, misalnya terasa kasar, ada bekas luka, atau berjerawat atau eksim. Biasanya area yang menjadi ‘target’ adalah wajah (termasuk bibir), lengan, jari, dan kaki.
Dengan mengelupas kulit, tentunya dapat muncul luka baru yang berdarah dan mungkin mengakibatkan infeksi. Dalam kondisi paling parah, dapat terjadi infeksi yang menyebar ke seluruh tubuh atau disebut juga sepsis, dan kondisi ini sangat membahayakan jiwa.
Apa penyebabnya?
Memang belum ditemukan penyebab pasti mengapa gangguan ini terjadi, namun para ahli mencurigai beberapa faktor berikut ini cukup berperan, yaitu:
- Genetik. Seorang yang mengalami dermatillomania biasanya memiliki riwayat keluarga yang mengalami gangguan yang sama (ayah, ibu, saudara kandung).
- Perubahan dalam struktur otak. Orang dengan dematillomania cenderung memiliki beberapa perbedaan pada struktur otak yang mengontrol bagaimana ia belajar dan membentuk kebiasaan.
- Stres, kecemasan, atau kondisi lain. Mengelupas kulit mungkin merupakan sebuah mekanisme pertahanan diri dari masalah atau kondisi kesehatan mental lain. Bisa juga dikatikan dengan kebosanan atau masalah lainnya.
Bagaimana cara mengobatinya?
Saat orangtua melihat anak suka mengelupasi kulit, sering kali tanpa sadar, dan menyebabkan tubuhnya dipenuhi luka, sebaiknya segera bawa anak untuk berkonsultasi dengan dokter atau psikolog anak. Para ahli akan melakukan pemeriksaan menyeluruh, termasuk mengetahui apa yang mengganggu pikiran anak.
Pengobatan yang diberikan bisa berupa obat-obatan oral seperti antidepresan, antikonvulsan (obat untuk mengontrol gerakan otot), antipsikotik (menyeimbangkan senyawa kimia di otak), nutraceuticals (nutrisi untuk kesehatan mental, misalnya N-acetylcysteine).
Selain itu, psikoterapi juga diperlukan untuk membantu anak mengatasi permasalahan mental yang dirasakan. Misalnya menjalani terapi untuk lebih sadar dengan apa yang dilakukan, terapi grup bersama penderita lainnya, terapi perilaku kognitif, serta terapi penerimaan dan komitmen.
Referansi: