Penyakit
Disfagia

Kondisi disfagia atau gangguan menelan cukup sering ditemukan pada anak, yaitu sekitar 25%-45% dari anak yang berkembang normal mengalami hal ini. Disfagia pada anak dapat menyebabkan anak kekurangan nutrisi yang dibutukan di masa tumbuh kembangnya.

Tahapan menelan

Gangguan menelan terjadi ketika salah satu tahapan menelan terganggu. Menelan sendiri terdiri dari empat fase atau tahapan, yaitu:

  • Fase persiapan oral. Tahap ketika makanan dan minuman dipersiapkan di dalam mulut untuk dikunyah.
  • Fase oral. Saat lidah mulai melakukan gerakan mendorong makanan atau minuman ke area belakang mulut.
  • Fase faringeal. Makanan dan minuman masuk melalui saluran faring (kerongkongan) menunju esofagus (saluran menelan).
  • Fase esofageal. Tahapan di mana makanan dan minuman melewati saluran esofagus dan menuju ke perut (usus).

Apa saja gejalanya?

Meskipun sebenarnya gejala disfagia berbeda pada setiap anak, namun dapat dikategorikan sebagai berikut:

Lahir hingga usia 3 tahun

  • sering menekuk punggung ke belakang
  • batuk
  • tersedak
  • sulit bernapas kala makan
  • menangis berlebihan
  • muntah (tak hanya sekedar gumoh)
  • berat badan berkurang atau sulit naik.

Anak usia di atas 3 tahun

  • batuk
  • tersedak
  • sulit bernapas kala makan
  • ngeces (meneteskan air liur)
  • makan perlahan
  • sering merasa ada makanan menyangkut di tenggorokan
  • berat badan berkurang atau sulit naik
  • suara terdengar berbeda.

Penyebab disfagia

Ada berbagai penyebab mengapa anak mengalami kesulitan menelan makanan dan minuman, seperti berikut ini:

  • gangguan saraf seperti cerebral palsy atau meningitis
  • refluks atau masalah pencernaan
  • lahir prematur atau berat badan lahir kurang
  • penyakit jantung
  • kelainan di area mulut (sumbing)
  • gangguan pernapasan
  • ASD (autism spectrum disorder)
  • masalah pada leher dan kepala
  • kelemahan pada otot di wajah dan leher
  • efek obat-obatan yang membuat mereka mengantuk atau tidak lapar
  • masalah sensori
  • masalah perilaku.

Efek dari disfagia

Selain anak dapat mengalami malnutrisi yang berpengaruh pada pertumbuhannya, ia juga dapat mengalami:

  • dehidrasi
  • aspirasi, atau masuknya makanan/minuman ke dalam jalur pernapasan
  • pneumonia atau infeksi paru lainnya
  • memiliki perasaan negatif tentang makanan. Anak menolak makan karena mengasosiasikannya dengan rasa sakit, frustrasi maupun rasa malu.

Mendiagnosis dan menangani disfagia

Ketika anak menunjukkan gejala kesulitan menelan, segeralah bawa ia ke dokter anak untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Sampaikan informasi yang Ayah dan Ibu ketahui tentang kondisi anak ketika melakukan aktivitas menelan. Jika dibutuhkan, dokter akan menyarankan anak menjalani tes, seperti:

  • Tes darah untuk memastikan ada tidaknya infeksi,
  • Tes pencitraan (imaging), untuk melihat apakah ada gangguan dalam organ pencernaan bagian atas,
  • Endoskopi, pemeriksaan menggunakan selang fleksibel yang dilengkapi kamera dan cahaya melalui tenggorokan, ke esofagus, dan perut. Kemungkinan juga dilakukan Pengambilan sampel jaringan dari area tersebut,
  • Manometri esofageal, memeriksa tekanan pada esofagus anak,
  • Laringoskopi, untuk memastikan apakah ada kemungkinan penyempitan di area tenggorokan.

Penanganan pada anak dengan gangguan menelan tentunya perlu disesuaikan dengan kondisi masing-masing anak. Beberapa kasus perlu ditangani oleh SLP atau Speech-Language Pathologist yang dapat membantu anak untuk memperkuat otot wajah dan membuat anak lebih mudah mengunyah, serta menelan.

Referensi:

Tag Penyakit Terkait
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan