Desi Hariana | 29 Juni 2020
Anemia adalah kondisi dimana tubuh kita mengalami kekurangan darah merah. Di dalam darah merah ini ada protein bernama hemoglobin atau hematokrit yang berfungsi menjadi ‘kendaraan’ bagi oksigen untuk disebarkan ke seluruh tubuh. Kurangnya hemoglobin di dalam darah tentunya membuat pasokan oksigen ke sel-sel tubuh menjadi berkurang/ menurun. Padahal, oksigen adalah elemen utama dalam menjalankan metabolisme tubuh.
Penyakit ini cukup umum terjadi, sekitar 1,6 milyar penduduk bumi ini mengalaminya. Anemia dapat dialami oleh siapapun, tak pandang usia atau jenis kelamin. Ada sekitar 400 jenis anemia di seluruh dunia yang disebabkan oleh hal yang berbeda. Untuk memudahkan, para ahli kemudian membaginya dalam tiga kategori utama, yaitu:
- Anemia akibat kehilangan darah dalam jumlah banyak.
- Anemia akibat kelainan pada produksi sel darah merah.
- Anemia akibat pengrusakan sel darah merah.
Gejala anemia
Walaupun jenisnya bermacam-macam, namun gejala anemia umumnya sama. Beberapa gejala berikut ini dapat menjadi penanda kondisi anemik pada seseorang:
- pusing, ‘kliyengan’, atau berkunang-kunang seperti mau pingsan
- detak jantung yang lebih cepat dari norma;
- sakit kepala
- rasa sakit di tulang, dada, perut, atau persendian
- gangguan pertumbuhan pada anak-anak dan remaja
- napas tersenggal-senggal
- kulit yang berwarna pucat atau kekuningan
- kaki dan tangan yang terasa dingin
- mudah lelah, atau merasa lemah
Penanganan anemia
Agar dapat mengatasi kondisi anemia dengan tepat, tentunya kita harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Penanganan anemia harus disesuaikan dengan penyebabnya.
Penyebab anemia yang paling banyak terjadi adalah akibat kekurangan zat besi sebagai pembentuk hemoglobin, juga akibat kekurangan asam folat dan vitamin B12 (umumnya terjadi pada mereka yang tidak mengonsumsi daging merah). Jika dibutuhkan asupan vitamin atau mineral terentu dalam jangka waktu cepat, dokter bisa saja meresepkan pemberian suplemen.
Selain itu, kita perlu memasukkan bahan makanan yang kaya akan ketiga elemen tersebut ke dalam menu sehari-hari. Berikut adalah beberapa contoh makanan yang dapat memenuhi kebutuhan akan zat besi, asam folat, maupun vitamin B12:
Makanan kaya akan zat besi:
- hati ayam dan sapi
- daging merah
- makanan laut
- sereal yang diperkaya (fortified)
- oatmeal
- lentil
- kacang-kacangan
- bayam
Makanan kaya akan asam folat:
- hati sapi
- lentil
- bayam
- asparagus
- telur
Makanan kaya akan vitamin B12:
- ikan
- daging merah
- daging unggas
- telur
- susu dan produk turunannya
Penanganan anemia mungkin tak terlalu sulit dilakukan. Namun akan lebih baik lagi apabila kita selalu memerhatikan asupan nutrisi keluarga sehari-hari, agar seluruh anggota keluarga pun terhindar dari kondisi anemia.
Referensi:
• https://www.webmd.com/a-to-z-guides/understanding-anemia-basics#1
• https://www.healthline.com/health/anemia#outlook