Radang tenggorokan adalah penyakit yang biasa menyerang anak. Beberapa anak bisa mengalaminya secara berulang. Biasanya dokter akan meresepkan antibiotik untuk mengobatinya. Pada sejumlah kecil anak, kondisi ini bisa memicu perubahan perilaku aneh yang dikenal sebagai sindrom PANDAS (Pediatric Autoimmune Neuropsychiatric Disorders Associated with Streptococcal infection) atau gangguan neuropsikiatri autoimun pediatrik yang terkait dengan Streptokokus.
Sindrom PANDAS membuat seorang anak berubah menjadi sosok yang berbeda, yang biasanya terjadi 4-6 minggu setelah terjadinya infeksi Streptokokus. Anak bisa tiba-tiba murung, cemas, agresif, menunjukkan perilaku obsesif kompulsif, atau gerakan tubuh yang tidak dapat dikendalikan.
Apa penyebabnya?
Sindrom PANDAS dapat dialami anak usia kisaran 3 sampai 12 tahun. Belum diketahui secara pasti apa penyebab sindrom ini, diduga terkait dengan gangguan autoimun. Sindrom PANDAS terjadi akibat kesalahan respons sistem imun tubuh saat menghadapi infeksi bakteri. Akibatnya, antibodi menyerang area otak tertentu dan menyebabkan gangguan neuropsikiatrik. Bakteri Streptokokus menyamar sehingga terlihat seperti sel normal. Ketika sistem kekebalan tubuh akhirnya menemukan dan melawannya, terkadang juga melawan sel-sel yang ditiru oleh Streptokokus.
Kenali gejalanya
Anak-anak dengan sindrom PANDAS tiba-tiba menunjukkan gangguan obsesif-kompulsif (obsessive compulsive disorders/OCD), tics, atau keduanya. Perubahan kepribadian dan perilaku mereka terjadi begitu cepat dan dramatis, setelah mereka mengalami infeksi radang tenggorokan.
Gejala OCD menyebabkan pikiran yang tidak dapat dikendalikan, atau dorongan untuk melakukan tindakan tertentu berulang kali.
Tics adalah gerakan atau suara yang dilakukan tiba-tiba dan berulang-ulang serta tidak dapat dikendalikan oleh anak. Mereka mungkin banyak berkedip atau menyentak kepala mereka. Perilaku lainnya, anak tiba-tiba mendengus, berdeham terus-menerus, atau mengulangi kata-kata yang sama.
Anak yang sebelumnya sudah mengalami OCD atau tics, kondisi ini akan memburuk kondisinya.
Gejala lain sindrom PANDAS:
- Gerakan tersentak-sentak yang tidak terkendali.
- Gejala ADHD (attention deficit/hyperactivity disorder), antara lain; hiperaktif, anak gelisah dan sulit memusatkan perhatian
- Kelihatan cemas atau ketakutan saat jauh dari orang tua atau pengasuhnya.
- Terlihat pendiam, sedih, atau depresi.
- Anak mengalami kemunduran dalam kemampuan motorik, misalnya dalam menulis atau pada gerakan motorik halus lainnya.
- Mengeluhkan nyeri sendi.
- Mudah marah, menangis atau tertawa di saat yang tidak tepat.
- Masalah sensorik; sangat sensitif terhadap cahaya dan anak merasa melihat sesuatu yang sesungguhnya tidak ada (halusinasi).
- Gangguan tidur.
Pengobatan Sindrom PANDAS
Sebagaimana penyakit yang disebabkan oleh bakteri, maka lini pertama pengobatan sindrom PANDAS adalah antibiotik untuk membunuh bakteri Streptokokus. Bila gejala tidak membaik dengan pemberian antibiotik, dokter akan menangani gejala tics dan OCD, dengan beberapa langkah:
- Pemberian obat untuk meringankan tics dan OCD, yang dimulai dengan dosis rendah, sambil memantau gejalanya.
- Terapi perilaku kognitif untuk membantu anak mengendalikan perilaku obsesif dan gangguan cemas.
- Pada kasus yang parah, dokter menyarankan terapi immunoglobulin dan pertukaran plasma darah.
Faktor dukungan dari keluarga tentunya sangat membantu bagi penanganan sindrom PANDAS.
Referensi: