Retinopati diabetik adalah penyakit yang menyerang pembuluh darah halus di retina (bagian belakang mata) dan dapat menyebabkan gangguan penglihatan, bahkan kebutaan. Semua pengidap diabetes berisiko untuk menderita retinopati diabetik, termasuk anak-anak. Namun tetap ada cara untuk mengurangi risikonya.
Risiko pada anak
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan pada 4.000 anak, didapati hasil persentase anak yang mengalami retinopati diabetik 6 tahun setelah didiagnosis diabetes:
- 20% pada anak dengan diabetes tipe 1 (DT1)
- 9% pada anak dengan diabetes tipe 2 (DT2)
Pada penelitian lainnya yang dilakukan oleh University of Michigan, yang mengambil data dari 2.240 anak dengan DT1 dan 1.768 anak dengan DT2, ditemukan bahwa persentase anak yang mengalami retinopati diabetik dalam waktu 3 tahun setelah didiagnosis diabetes:
- 20,1% pada anak dengan DT1
- 7,2% pada anak dengan DT2
Persentase pengidap DT1 lebih tinggi dibandingkan DT2 karena kadar gula darah pada anak dengan DT1 lebih cepat naik dibandingkan yang mengidap DT2.
Gejala
Pada tahapan awal, umumnya retinopati diabetik tidak menunjukkan gejala apapun. Namun dengan bertambahnya usia dan kondisi diabetes yang semakin meningkat, maka dampaknya baru dapat dirasakan. Contohnya pandangan yang terasa buram, ada distorsi atau seperti berbayang. Jika tidak segera dilakukan pengobatan atau pencegahan, maka anak dapat mengalami kebutaan.
Anak perlu pemeriksaan rutin
Mengingat cukup besarnya persentase anak yang mengalami retinopati diabetik, sebaiknya setelah anak berusia 12 tahun ia perlu melakukan pemeriksaan mata rutin. Dokter mata akan memeriksa kondisi belakang mata (retina), mungkin juga melakukan tes pencitraan. Pemeriksaan yang teratur akan mencegah terjadinya kerusakan penglihatan yang parah pada anak.
Pencegahan yang bisa dilakukan
Bagi penderita diabetes, terutama pada anak, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menghindari atau mengurangi risiko terkena retinopati diabetik, yaitu:
- Mengontrol kadar gula darah dengan memerhatikan menu makanan sehari-hari.
- Melakukan pemeriksaan mata rutin sejak berusia 12 tahun.
- Mengikuti anjuran terapi obat-obatan yang diresepkan dokter untuk mengontrol kondisi diabetesnya.
- Menjalani pola hidup yang sehat.
Referensi: