Mengatasi Rasa Sedih yang Berlebihan
Desi Hariana | 4 Mei 2023
Anak yang memperlihatkan rasa sedih yang berlebihan pada suatu kejadian, misalnya hewan peliharaan yang mati, nilai ulangan jelek, atau bertengkar dengan sahabatnya, perlu kita dampingi. Bantu ia untuk mengatasi rasa sedih yang ia rasakan agar tidak berlarut-larut dan mengakibatkan depresi. Berikut beberapa caranya:
1. Memvalidasi perasaanya
Anak berhak merasa sedih, bahkan untuk masalah yang menurut orang dewasa mungkin tidak terlalu penting. Misalnya ketika ia kehilangan benda kesayangannya. Yang perlu Anda lakukan hanyalah memvalidasi perasaan anak, bahwa ia memang boleh sedih karena hal tersebut dan Anda mengerti apa yang ia rasakan. Jangan lupa berikan pelukan hangat Anda padanya.
2. Mengeluarkan perasaannya
Beri kesempatan pada anak untuk mengeluarkan perasaannya pada Anda. Jangan sibuk melakukan interupsi atau memberikan nasehat padanya, kecuali ia minta. Kemungkinan besar ia hanya perlu untuk didengar. Jika anak perlu menangis, biarkan ia menangis. Biasanya setelah itu ia akan merasa lebih lega.
3. Melakukan aktivitas fisik yang ia suka
Ajak anak untuk melakukan sesuatu yang ia sukai, misalnya mendengarkan musik, menonton film kartun, menggambar, bermain bola, berolahraga, atau mendengarkan Anda membacakan buku cerita. Hal ini dapat mengalihkan anak dari perasaan sedih dan stres yang ia rasakan.
4. Menerapkan pola makan sehat
Memakan makanan yang sehat dan seimbang dapat membantu anak menjaga kesehatan fisik dan mentalnya. Jangan berikan ia makanan cepat saji atau dengan gula dan lemak jenuh yang tinggi.
5. Mengikuti terapi
Jika dengan berbagai cara namun rasa sedih yang dirasakan anak tak juga berkurang atau menghilang, Anda perlu bantuan ahli untuk mengatasinya. Ajak anak berkonsultasi pada psikolog atau psikiater anak, apakah anak perlu terapi lain seperti obat-obatan untuk mengatasi kondisi sedih yang ia rasakan.
Berhati-hatilah jika anak terlalu sering atau terlalu lama memperlihatkan rasa sedih yang berlebihan, hingga membuat aktivitas sehari-harinya ikut terganggu. Anak-anak pun dapat mengalami depresi dan hal ini dapat membahayakan jiwa jika tidak segera diatasi.
Referensi:
