Pemeriksaan Alergi Makanan
Dyah Soekasto | 24 April 2022
Mendiagnosis alergi makanan secara tepat memang perlu dilakukan oleh dokter anak, spesialis imunologi. Namun secara sederhana Anda juga bisa melakukan di rumah dengan uji eliminasi dan provokasi. Berikut adalah beberapa cara pemeriksaan alergi makanan yang biasanya dilakukan:
1. Mengecek gejala
Dokter akan bertanya pada orangtua, gejala apa saja yang dialami anak: dermatitis atopik, rinitis alergi, asma, gangguan pencernaan dan lainnya. Ini juga termasuk jenis makanan apa yang dicurigai sebagai alergen (pemicu alergi).
2. Memastikan adanya riwayat alergi
Anak dengan anggota keluarga yang memiliki alergi, akan meningkat risikonya untuk mengalami alergi juga. Walaupun tidak selalu sama bentuk maupun alergennya.
3. Pemeriksaan fisik
Sebelum menegakkan diagnosis, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik terhadap anak untuk memastikan tidak ada kemungkinan dari gejala penyakit lain.
4. Melakukan uji tusuk kulit (skin prick test)
Tes ini cukup menyakitkan untuk anak. Beberapa jenis alergen akan ditusukkan menggunakan jarum pada jaringan di bawah kulit (biasanya di area tangan) untuk dilihat responsnya. Bahan yang diteskan biasanya lebih dari 20 jenis. Itu sebabnya uji tusuk kulit lebih cocok untuk anak yang sudah lebih besar.
5. Pemeriksaan darah
Cara ini juga bisa dilakukan di laboratorium atas rujukan dokter untuk dilihat apakah ditemukan antibodi yang berhubungan dengan alergi atau disebut immunoglobulin E (IgE) dalam darah anak.
6. Diet eliminasi
Caranya adalah dengan menjauhkan anak dari bahan makanan yang dicurigai menyebabkan alergi selama satu atau dua minggu, lalu dicobakan kembali. Anda dapat memerhatikan apakah reaksi alerginya muncul kembali. Jika tidak, berarti anak tidak alergi terhadap makanan tersebut dan ia bisa makan makanan itu kembali.
7. Mencobakan makanan secara langsung
Dokter akan memberikan makanan yang dicurigai orangtua dapat menyebabkan alergi pada anak, sedikit demi sedikit dengan kuantitas yang ditingkatkan. Jika tidak ada reaksi alergi, maka anak dapat diberikan makanan tersebut kembali.
Jika anak telah didiagnosis alergi makanan tertentu, sebaiknya ia tidak diberikan makanan yang dapat menyebabkan alergi tersebut. Carilah bahan makanan lain agar anak tidak mengalami kekurangan nutrisi.
Referensi: