Agar Anak Tak Sering Mimpi Buruk
Desi Hariana | 22 Januari 2022
Anak yang sesekali mengalami mimpi buruk tak perlu dikhawatirkan. Beberapa anak yang memiliki imajinasi tinggi juga sering bermimpi buruk. Dalam sebuah penelitian ditemukan bahwa puncak dari mimpi buruk terjadi di rentang usia 3-6 tahun dan 5-9 tahun. Namun jika anak sering mengalami mimpi buruk hingga mengganggu waktu istirahatnya, mungkin ia mengalami stres. Untuk hal ini, perlu dilakukan intervensi oleh ahli kesehatan jiwa anak.
Apa akibatnya jika anak sering mimpi buruk
Mimpi terjadi dalam fase REM (rapid eye movement), tahap akhir dari siklus tidur normal. Tidur fase REM lebih sering terjadi di tengah malam atau subuh. Mimpi buruk yang dialami setiap anak berbeda-beda, namun pada umumnya tentang:
- Sesuatu yang dalam dunia nyata membuatnya takut seperti anjing, ikan hiu, atau laba-laba.
- Sosok menakutkan dalam imajinasinya seperti monster atau hantu.
- Kejadian yang menakutkan yang baru dilihat atau dialami, seperti baru terjatuh dan terluka.
Seiring dengan berjalannya waktu, anak yang sering mimpi buruk biasanya enggan tidur di saat waktunya tiba, atau berlama-lama melakukan sesuatu agar tidak cepat tidur. Jika dibiarkan, ia dapat mengalami insomnia atau gangguan sulit tidur.
Cara mengatasi mimpi buruk bagi anak
Berikut adalah beberapa usulan dari para ahli yang bisa dilakukan untuk membantu saat anak mengalami mimpi buruk:
- Ketika anak terbangun, jelaskan bahwa ia baru saja bermimpi buruk. Yakinkan anak bahwa ia baik-baik saja. Peluk dan tenangkan ia agar dapat tidur kembali.
- Pastikan anak tahu bahwa wajar jika ia merasa takut pada mimpinya. Jangan menganggap remeh hal ini karena bagi anak, mimpi buruk kadang terasa nyata.
- Jika anak bermimpi tentang monster, jelaskan bahwa monster hanya ada dalam dunia imajinasi dan tak akan menyakitinya.
- Sabar mendengarkan cerita anak tentang mimpinya dan diskusikan dengannya agar ia tak merasa ketakutan lagi.
Kapan anak perlu ke dokter karena mimpi buruk?
Anak perlu dievaluasi secara psikologis jika mengalami setidaknya dua mimpi buruk per minggu selama enam bulan berturut-turut. Terlebih jika anak sudah berusia lebih dari 6 tahun. Dokter mungkin juga memberikan obat untuk membantu agar anak tidak sering mengalami mimpi buruk.
Referensi: