Anak Sulit Belajar Matematika di Sekolah
Anissa Aryati | 22 Januari 2022
Pelajaran matematika memang sering dianggap sebagai pelajaran yang ‘menakutkan’, atau ‘menyulitkan’. Beberapa anak bahkan memperlihatkan rasa tidak semangat ke sekolah saat hari itu ada pelajaran matematika. Jika sudah dibantu dengan pendampingan orangtua di rumah, bahkan mengikuti les, namun tetap saja tidak membantu, waspada adanya kemungkinan gangguan khusus yang dihadapi anak.
Tak hanya kesulitan dalam hal berhitung
Anak kesulitan saat belajar dan mengerjakan tugas matematika seperti perkalian, pembagian, atau menggunakan rumus, biasanya dikaitkan dengan gangguan yang disebut diskalkulia. Dokter maupun psikolog menyebutnya sebagai gangguan matematika atau ketidakmampuan belajar matematika.
Diskalkulia dalam suatu penelitian ditemukan pada sekitar 7% siswa di sekolah dasar. Sementara penelitian lain menyebutkan 60% anak yang mengalami diskalkulia merupakan anak dengan ADHD (attention deficit/hyperactivity disorder). Pada anak dengan diskalkulia, kerap juga ditemukan sulit menentukan waktu maupun arah.
Glynis Hannell, seorang psikolog keluarga dan penulis Diskalkulia, mengungkapkan bahwa anak dengan diskalkulia menganggap matematika sesuatu yang sulit dan membingungkan sehingga kerap membuat mereka frustrasi. Penyebab diskalkulia dianggap berhubungan dengan otak dan faktor genetik, selain juga karena masalah psikososial, dan kurangnya intruksi saat pembelajaran.
Bagaimana membantu anak dengan masalah matematika?
Diskalkulia kadang dikaitkan dengan disleksia, padahal dua hal ini berbeda. Namun demikian, diskalkulia memang sering terjadi secara bersamaan dengan disleksia, dan hampir setengah dari anak-anak dengan diskalkulia menderita disleksia.
Diskalkulia pada anak biasanya ditandai dengan:
- Munculnya rasa cemas dan merasa tidak mampu mengerjakan soal matematika dengan baik di sekolah.
- Anak sering kehilangan jejak saat berhitung.
- Nilai tes yang rendah pada bidang matematika, namun bagus pada pelajaran lain.
- Sulit berhitung dengan uang, jam, dan membaca diagram/bagan.
Anak sulit belajar matematika tentunya akan memengaruhi proses belajar juga prestasinya di sekolah. Oleh karena itu, selalu beri anak dorongan dan semangat bahwa ia bisa menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Glynis menjelaskan bahwa diskalkulia pada anak membutuhkan pengajaran yang terarah dan pelatihan rutin, agar otaknya pun dapat berkembang.
Referensi: