PSIKOLOGI ANAK

Agar Anak Tidak Manja

Menuntut perlakuan lebih dan meminta benda yang di luar kemampuan adalah perilaku yang perlu menjadi perhatian. Orangtua sudah sepatutnya mengarahkan agar anak tidak manja.

Anissa Aryati | 4 Juli 2021

Posisi anak dalam keluarga kadang mendorongnya menjadi pribadi yang manja dan banyak menuntut pada orang-orang di sekelilingnya. Misalnya jika ia anak pertama dalam keluarga besar, sudah lama menjadi anak tunggal, atau anak bungsu yang usianya jauh dari kakak-kakaknya. Ciri khas yang mudah terlihat adalah ingin selalu dituruti keinginannya. Jika ditolak, ia dapat memperlihatkan sifat melawan, atau pasif-agresif, misalnya menangis, tidak mau makan, atau mengurung diri di kamar.

Anak manja berawal dari sikap orangtua

Sikap mengesalkan yang ditunjukkan anak ketika keinginannya tak dipenuhi menunjukkan bahwa anak mulai bersikap manja. Orangtua sendiri seringkali tidak menyadari bahwa sikap merekalah yang membuat anak bersikap demikian.

Menurut Richard Bromfield, Ph.D, seorang psikolog dan Harvard Medical School dan penulis ‘How to Unspoil Your Child Fast’ sebenarnya banyak orangtua yang tak tahu bagaimana mengarahkan agar anak tidak manja. Sering kali orangtua hanya mengalah pada kemauan anak karena berpikir bahwa hal itu akan membuat anak bahagia.

Cara membantu agar anak tidak manja

Sikap manja pada anak apabila terus belanjut akan memberi dampak yang kurang baik bagi perkembangan psikologisnya. Dan Kindlon, Ph.D, dalam buku ‘Too Much of a Good Thing: Raising Children of Character in an Indulgent Age’ memaparkan bahwa ketika anak-anak manja menginjak usia remaja, mereka lebih rentan terhadap persepsi diri yang berlebihan, kurangnya kontrol diri, kecemasan, dan depresi.

Agar anak tidak manja dan menimbulkan dampak negatif di masa depan, orangtua dapat menerapkan tip berikut ini:

  • Mulai mendisiplinkan anak

Poin utama yang perlu diajarkan orang tua kepada anak-anak adalah bagaimana mereka dapat mandiri dan mengontrol emosi. Dengan demikian, anak tahu apa yang harus dilakukan dalam situasi tertentu. Dalam hal ini orangtua perlu menetapkan batasan tegas dan harapan akan perilaku mereka sejak dini agar mereka terbiasa ketika tumbuh dewasa.

  • Pantau tugas anak

Tugas pada dasarnya membantu anak mengembangkan rasa tanggung jawab dan harga diri. Orangtua bisa membantu membiasakan anak untuk melakukan pengecekan tugas sekolah sekaligus belajar rutin. Di luar tugas sekolah, orangtua bisa memberikan tugas rumah sesuai usia anak, semisal menyapu, menata buku di rak, hingga menaruh pakaian kotor di keranjang pakaian.

  • Ajarkan anak cara berempati

Cara mudah mengajari anak berempati adalah mengajaknya memerhatikan mereka yang kurang beruntung, sedang sakit, memiliki fisik yang tidak sempurna, dan lain sebagainya. Tanyakan padanya, apa yang bisa ia lakukan untuk orang-orang tersebut, tentunya disesuaikan dengan kemampuannya. Hal ini dapat menumbuhkan kepekaan anak pada lingkungan sekitar dan mengikis sifat egois pada diri anak.

  • Ajarkan anak mengelola uang saku

Memberikan anak uang saku sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan anak. Ajarkan anak untuk mengelola uang sakunya sendiri, ada yang dibelanjakan dan juga ditabung. Memberi anak kesempatan mengelola keuangan sendiri mengajarkannya bersikap bijak saat akan membeli sesuatu dan tak memaksa orangtua membelikan mainan tanpa usaha menabung terlebih dahulu.

Masih banyak cara lain yang dapat diaplikasikan di rumah untuk mendidik agar anak tidak manja. Selain itu, ajarkan juga pada anak untuk terbiasa mengucapkan terima kasih pada siapapun yang telah membantunya. Hal ini dapat mengikis keinginan anak untuk selalu diperhatikan, juga menumbuhkan rasa menghargai orang lain.

Referensi:

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Artikel Sebelumnya

Bayi Sering Flu

Artikel Selanjutnya

Miom Bersifat Genetik

Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan