Bila Flu Tak Juga Sembuh atau Sering Berulang
Desi Hariana | 17 Februari 2022
Flu atau influenza adalah infeksi virus yang menyerang paru, hidung, dan tenggorokan. Penyakit ini merupakan penyakit pernapasan yang mudah menular melalui droplets (cairan tubuh dalam ukuran sangat kecil) seperti bersin atau batuk. Penularan flu juga dapat melalui kontak fisik dengan orang sakit, atau menyentuh permukaan maupun benda yang telah terkontaminasi virus flu.
Flu dan batuk pilek biasa memiliki gejala yang mirip. Umumnya gejala flu lebih terasa berat dan bertahan dalam waktu cukup lama. Namun jika flu yang dirasakan terasa parah, lama, atau sering berulang, perlu diwaspadai beberapa faktor lain yang mungkin jadi penyebabnya.
Kelompok risiko tinggi terkena flu parah atau berulang
Jika Anda atau anggota keluarga lain masuk dalam kelompok berikut, hati-hati, itu artinya risiko untuk mengalami flu yang parah atau berulang lebih tinggi:
- anak berusia di bawah 2 tahun
- lansia di atas 65 tahun
- ibu hamil atau baru saja melahirkan
- usia 18 tahun ke bawah dan sedang dalam pengobatan aspirin atau salisilat
- mereka yang memiliki penyakit kronis seperti diabetes, asma, penyakit jantung, atau HIV (human immunodeficiency virus) positif
- mereka yang tinggal di rumah jompo atau fasilitas perawatan.
Oleh karena itu, bagi golongan risiko tinggi ini, gejala flu yang makin terasa parah, perlu mendapat perhatian segera. Bawa pasien untuk berobat ke dokter agar mendapat penanganan dan obat yang tepat.
Gejala flu yang umum adalah munculnya demam atau meriang, batuk, sakit tenggorokan, hidung beringus atau tersumbat, pusing, merasa lelah, pada anak biasanya juga muncul gejala diare atau muntah.
Penyakit atau gangguan kesehatan lain dengan gejala mirip flu
Ada beberapa penyakit atau gangguan kesehatan lain yang gejalanya mirip dengan penyakit flu, seperti:
- KIPI vaksin flu
KIPI atau kejadian ikutan pasca imunisasi dari vaksin flu menyerupai flu ringan dan dapat terasa untuk beberapa waktu. Itu pertanda tubuh sedang membangun imunitas terhadap virus mati/ditidurkan yang berada dalam vaksin.
- Batuk pilek biasa
Batuk pilek non flu (common cold) dapat disebabkan berbagai virus jenis lain seperti rhinovirus, adenovirus, RSV (respiratory syncytial virus), dan lainnya. Walaupun gejalanya mirip, namun pada flu biasanya gejala muncul sekaligus, tidak bertahap.
- Radang tenggorokan
Gejala radang tenggorokan akibat bakteri streptococcal dapat menyebabkan rasa sakit di tenggorokan, demam, meriang, dan sakit otot. Namun tidak mengakibatkan batuk atau gangguan di hidung. Pengobatannya memerlukan antibiotik.
- Bronchitis
Bronchitis adalah peradangan jalur napas yang mengarah ke paru biasanya disebabkan oleh infeksi virus penyebab batuk pilek dan flu. Walaupun gejala bronchitis tidak menular, namun virus yang menjadi penyebabnya dapat menular.
- Pneumonia akibat virus
Peradangan yang terjadi di paru ini butuh waktu lama hingga menunjukkan gejala, dan dapat merupakan komplikasi dari penyakit flu, infeksi RSV, atau human parainfluenza virus. Gejala awalnya mirip dengan flu, seperti demam tinggi, batuk parah, kelelahan, pusing, dan menggigil atau meriang.
- Coronavirus
Virus corona memiliki banyak ‘keluarga’, selain COVID-19 yang saat ini menyebabkan pandemi, termasuk juga di dalamnya MERS (middle east respiratory syndrome) dan SARS (severe acute respiratory syndrome). Gejalanya mulai dari yang ringan seperti batuk, pilek, sakit tenggorokan, hingga demam, namun yang bergejala parah dapat mengakibatkan pneumonia hingga kematian.
Selain penyakit-penyakit tersebut juga masih ada mononucleosis (mono), dan infeksi akut yang disebabkan HIV. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter jika merasakan gejala flu makin parah, berlangsung lama, atau sering berulang.
Kondisi gawat darurat
Berikut adalah kondisi gawat darurat yang berawal dari gejala flu, dan perlu penanganan segera dari petugas medis:
- kesulitan bernapas
- sakit otot menyebabkan sulit berjalan
- anak-anak mengalami demam di atas 40 derajat Celsius
- saat bernapas, anak atau bayi mengeluarkan suara keras dan menarik otot sekitar dadanya
- kejang, kehilangan kesadaran, kebingungan, tak dapat diajak berkomunikasi
- bayi di bawah 12 minggu mengalami demam
- gejala penyakit kronis menjadi parah
- pusing yang tak hilang dalam beberapa jam
- tidak atau jarang BAK.
- gejala berkurang, untuk kemudian kembali lagi dan lebih parah.
Jangan tunda ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat.
Referensi: