Gangguan Imunitas pada Anak dengan ASD
Desi Hariana | 21 Juni 2022
Imunitas adalah sebuah sistem perlindungan pada sel tubuh, guna melindungi tubuh dari serangan berbagai kuman penyakit. Secara ideal, sistem imunitas tubuh akan melakukan beberapa hal berikut:
- Mengenali berbagai organisme asing (bakteri, virus, parasit, jamur, cacing).
- Secara efisien dan cepat membunuh berbagai bakteri asing tersebut.
- Mencegah terjadinya infeksi berulang pada mikroba yang sama (memiliki ingatan imunitas yang baik).
- Tak akan pernah merusak sel tubuh sendiri.
Sayangnya, anak dengan ASD (autism spectrum disorder) kerap mengalami gangguan pada sistem imunitas sehingga membuat mereka lebih rentan mengalami masalah kesehatan.
Hal-hal yang dapat terjadi
Pada anak dengan ASD, dapat terjadi disregulasi sistem imunitas yang dapat mengarah pada terjadinya empat masalah berikut:
- Disfungsi/defisiensi imunitas: gagal respons atau terjadinya imunitas yang tidak efektif.
- Hipersensitivitas: reaksi berlebih pada benda asing, potensi kerusakan sel yang lebih besar (alergi).
- Autoimunitas: reaksi yang tidak normal pada sel tubuh sendiri, kehilangan kemampuan untuk mengenali sel tubuh sehat.
- Peradangan: terlalu kuat menyerang mikroba asing yang akhirnya menyebabkan sel tubuh normal pun terkena dampaknya.
Apa yang terjadi pada tubuh anak dengan ASD
Pada tahun 2018, UC Davis MIND Institute di California, Amerika Serikat, melakukan penelitian yang berhubungan dengan gangguan imunitas pada anak dengan ASD. Mereka melakukan penelitian pada 103 anak berusia 3-12 tahun yang dibagi menjadi empat grup: anak ASD dengan dan tanpa gangguan pencernaan, dan anak tanpa ASD dengan dan tanpa gangguan pencernaan.
Para peneliti menemukan bahwa anak dengan ASD yang memiliki masalah pencernaan menunjukkan perbedaan pada sampel darah maupun feses mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak ini memiliki peradangan sitokin yang lebih tinggi dibandingkan anak ASD tanpa masalah pencernaan. Menyebabkan mereka lebih rentan mengalami alergi.
Anak dengan ASD dan masalah pencernaan juga memiliki tingkat protein tertentu yang rendah, dimana protein ini bertugas untuk meregulasi respons imun tubuh. Ditemukan juga bahwa kelompok ini memiliki tingkat protein zonulin yang rendah, menyebabkan gangguan pada permeabilitas (kemampuan menyaring) pada dinding usus.
Walaupun alasannya belum diketahui, namun perlu dilakukan tindakan agar gangguan imunitas pada anak dengan ASD yang mengalami masalah pencernaan dapat segera diatasi, agar imunitasnya tidak memburuk.
Anak dengan ASD juga rentan mengalami peradangan otak
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa orang dengan ASD lebih rentan mengalami peradangan otak atau ensefalitis di berbagai bagian otak mereka. Bahkan sebuah penelitian melaporkan bahwa setidaknya 69% orang yang mengalami ASD memiliki aktivasi mikroglial atau peradangan otak/ensefalitis.
Peneliti menyimpulkan bahwa peradangan sistemik atau infeksi dapat memicu peradangan atau ensefalitis yang terjadi pada otak anak ASD. Itu sebabnya para ahli medis disarankan untuk memperhatikan kondisi peradangan ini dan bagaimana cara menerapinya (termasuk obat-obatan) pada pasien dengan ASD.
Berita baiknya, penelitian juga memberi solusi untuk menangani peradangan otak pada anak dengan ASD. Hal ini terjadi kala ditemukan adanya autoantibodi pada pasien dengan ASD yang menargetkan sel-sel di otak. Mayoritas pasien dengan ASD mengalami peningkatan autoantibodi tersebut. Dengan perawatan menggunakan IVIG (intravenous immunoglobulin), gejala-gejalanya dapat dikurangi bahkan hingga 81-88%.
Gangguan imunitas pada anak dengan ASD tidak boleh dipandang remeh karena dapat mengganggu kesehatan anak secara keseluruhan. Berkonsultasilah dengan dokter anak untuk mengatasi masalah imunitas anak sedini mungkin agar dapat segera ditemukan cara untuk menanganinya secara tepat.
Referensi: