ANAKKU SPESIAL

Gaya Berkomunikasi Anak ADHD

Gaya berkomunikasi anak ADHD memiliki perbedaan yang cukup mencolok dari anak pada umumnya. Kondisi ini sebenarnya dapat diperbaiki dengan intervensi ahli maupun orangtua, sehingga anak dapat berkomunikasi secara lebih baik.

Anissa Aryati | 24 Mei 2022

ADHD atau Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder merupakan kondisi kronis yang bisa terjadi secara persisten sejak masa kanak-kanak hingga dewasa. ADHD bisa mencakup masalah yang cukup luas dari perilaku hiperaktif, kesulitan memusatkan perhatian, maupun tindakan impulsif. Dari segi keterampilan, anak ADHD juga terkadang banyak menemui kendala, salah satunya dalam hal berkomunikasi

ADHD dan masalah komunikasi

Mengapa masalah komunikasi menjadi sorotan? Hal ini karena akan memengaruhi anak ADHD dalam belajar dan beraktivitas. Pada anak dengan ADHD, fungsi eksekutif yang bertindak sebagai 'manajer otak' dalam mengoordinasikan pikiran, tindakan, dan kemampuan diri, terkadang mengalami ‘salah paham’, sehingga mempengaruhi pemrosesan saat berkomunikasi.

Pada sebuah studi yang membahas masalah keterampilan berkomunikasi anak ADHD, didapati bahwa gaya berkomunikasi anak ADHD berbeda dari teman-teman sebayanya. Mereka kerap mengalami gangguan artikulasi, yang memengaruhi kemampuan dalam menghasilkan suara huruf, kelancaran berbicara, maupun kualitas vokal.

Tanda lain yang sering dijumpai pada gaya berkomunikasi anak ADHD adalah:

  • Anak-anak ADHD lebih banyak melakukan pengulangan vokal.
  • Peningkatan volume dan variabilitas nada ketika berbicara.
  • Sering keluar dari topik saat pembicaraan berlangsung.
  • Terkadang anak berjuang untuk menemukan kata-kata yang tepat dan menyatukan pikiran dengan cepat saat berada dalam percakapan.
  • Sering mengalami kesalahan dalam menyusun kalimat.
  • Kesulitan menangkap kalimat yang diucapkan secara cepat
  • Sering kehilangan jejak atau detail dalam percakapan dan cerita.
  • Sering terganggu saat berbicara dalam kondisi bising dan ramai.
  • Kesulitan memahami kelompok atau rangkaian kata yang diungkapkan secara beruntun. Contohnya pada anak berusia 8 tahun umumnya dapat menangkap 12 kata, sementara pada anak ADHD di usia yang sama, hanya mampu menangkap tujuh atau delapan kata.

Kesulitan-kesulitan yang dialami anak ADHD dalam bicara, menyusun kata, maupun menjaga nada suara, apabila tidak segera diterapi akan menimbulkan salah pengertian pada saat berkomunikasi dengan orang lain. Hanya dengan orang yang terbiasa mereka ajak komunikasi saja, maksud dan tujuan mereka dapat tertangkap dengan benar.

Membantu memperbaiki komunikasi anak

Membantu memperbaiki gaya berkomunikasi anak ADHD dapat dilakukan dengan jalan mengikutsertakan anak pada sesi perilaku terapi yang banyak disediakan oleh klinik tumbuh kembang. Namun, apabila orangtua ingin membantu secara mandiri dalam memperbaiki komunikasi anak, dapat mengikuti beberapa strategi berikut ini:

  • Panggil nama anak dan pertahankan kontak mata saat mengajaknya berbicara.
  • Saat menjelaskan sesuatu pada mereka dan terlihat anak mulai teralihkan perhatiannya, minta mereka mengulang atau menjelaskan apa yang Anda katakan untuk memastikan mereka mendengarnya dan paham artinya.
  • Jika anak sering menyela, bantu dia untuk menjaga kalimat hanya pada apa yang perlu dikatakan.
  • Lakukan kontak fisik dengan cara menyentuh atau menarik perlahan tangannya, jika anak terlihat sudah tidak memberi perhatian sama sekali.
  • Aktivitas terbukti bermanfaat untuk meningkatkan interaksi dan komunikasi anak. Ajak anak terlibat dalam aktivitas fisik seperti mencuci piring atau membuat makan malam bersama.
  • Jika berharap anak mengingat apa yang orangtua sampaikan, minta ia untuk menuliskan pada sehelai kertas atau buku notesnya.
  • Meskipun sejenak, berikan jeda dalam sebuah percakapan dengan anak ADHD agar ia bisa memprosesnya.
  • Perkenalkan konsep konsekuensi, penghargaan. Begitu juga saat memberikan instruksi, jelaskan perilaku mana yang dapat diterima dan yang tidak dapat diterima.

Anak-anak dengan ADHD tak hanya mempunyai masalah pada fokus dan komunikasi, anak kadang juga berjuang dengan harga diri yang rendah. Orangtua dapat membantu memperbaiki komunikasi anak menjadi lebih baik sebagai strategi untuk mendorong kepercayaan dirinya.

Referensi:

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan