KESEHATAN ANAK

Gigi Anak Berjejal

Duh, gambaran mengenai deretan gigi susu mungil nan putih yang berjejer rapi menjadi buyar ketika mendapati gigi Si Kecil tak beraturan. Apa yang dapat dilakukan jika gigi anak berjejal?

drg. Winda Bakti | 7 Februari 2021

Gigi merupakan salah satu organ penting pada manusia. Selain membantu proses pencernaan juga membantu meningkatkan estetika wajah. Oleh karena itu, gigi perlu dirawat sedini mungkin agar tak rusak maupun berjejalan alias berantakan susunannya.

Biasanya anak usia 7-11 tahun yang berada pada periode gigi campuran rawan mengalami gigi berjejal atau tidak teratur (crowded). Berikut adalah beberapa faktor yang menjadi pencetus gigi anak berjejal:

1. Genetik

Faktor genetik bentuk gigi dari ayah dan ibu sangat berperan dalam kerapihan gigi anak. Contohnya kombinasi genetik dari ayah yang memiliki gigi ukuran besar dan genetik Ibu yang berahang kecil dapat membuat gigi anak berjejal karena gigi-giginya yang besar tak memiliki cukup ruang untuk bisa berbaris rapi.

2. Kebiasaan buruk

Mengisap jari, ngedot menjelang tidur, bernapas melalui mulut, menggigit-gigit bibir atau kebiasaan buruk lainnya juga dapat memicu pertumbuhan rahang menyempit. Akhirnya, gigi-gigi yang tumbuh tidak mendapat tempat pada lengkung gigi yang benar.

3. Gigi susu tanggal lebih cepat

Gigi susu yang tanggal (lepas) sebelum waktunya (akibat jatuh atau dicabut), dapat juga menyebabkan gigi anak berjejal. Tanggalnya gigi susu yang lebih cepat membuat rahang menjadi lebih ‘sempit’, sehingga ruang tumbuh gigi lebih kecil dan gigi pun bertumpuk.

4. Gigi susu tak kunjung tanggal

Sebaliknya, gigi susu yang tak kunjung copot juga dapat menyebabkan gigi anak berjejal. Saat ruang di atas masih terisi, gigi tetap yang berada di bawahnya susah siap tumbuh dan mendesak keluar. Akibatnya, gigi baru akan tumbuh tidak pada lengkung gigi dan menyebabkan gigi jadi tidak rapi.

Cegah gigi anak berjejal

Sebenarnya, posisi gigi yang tidak teratur ini dapat dicegah sejak anak berusia 3 tahun. Biasakan ia menyikat gigi dua kali sehari yaitu setelah sarapan pagi dan sebelum tidur. Hal ini merupakan ‘investasi’ penting supaya anak peduli dengan kebersihan giginya.

Gigi yang bersih mencegah kemungkinan rusak atau berlubang. Menjaga kebersihan gigi ini sebaiknya sudah dimulai sejak anak belum tumbuh gigi. Saat ia masih bayi, ibu dapat menggunakan kasa steril yang dicelup air hangat atau sikat gigi jari untuk membersihkan lidah dan gusi. Hal ini agar sisa ASI dan MPASI yang melekat bisa hilang.

Langkah selanjutnya adalah mengajak Si Kecil mengunjungi dokter gigi 3 bulan atau paling lambat 6 bulan sekali. Hal ini sangat penting untuk mengetahui apakah giginya ada yang perlu ditambal atau ada gigi susu yang harus dicabut.

Jika sudah terlanjur

Nah, jika dirasa ruang untuk tumbuhnya gigi tetap anak kurang luas, maka dokter akan menyarankan penggunaan kawat gigi yang disebut space maintainer. Namun jika ruang tumbuh gigi tetap sudah baik, maka yang disarankan adalah penggunaan space regainer.

Jika sudah telanjur berjejalan, apa yang bisa dilakukan? Tak perlu khawatir, kondisi ini bisa diperbaiki dengan memasangkan behel (braces) dalam waktu tertentu, sesuai dengan kondisi gigi anak. Jadi, gigi berjejal tak lagi menjadi mimpi buruk karena teknologi saat ini sudah cukup maju.

Namun demikian, tentunya lebih baik mencegah daripada mengobati. Dengan perawatan gigi sedini mungkin, gigi kuat, rongga mulut sehat, senyum Si Kecil pun tampak memikat.

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan