Haruskah ‘Memusuhi’ Gluten?
Dyah Soekasto | 13 November 2021
Gluten adalah protein dalam gandum, yang berfungsi sebagai ‘lem’ dalam makanan untuk memberi bentuk. Bila tepung terigu (tepung dengan protein gluten) dicampur dengan air, maka akan menjadi gluten. Protein menjadi fleksibel, lengket, dan elastis. Namun akhir-akhir ini, banyak orang seakan ‘memusuhi’ gluten dan menyortir sumber makanan hanya yang berlabel ‘gluten free’.
Faktanya, sebagian besar orang tidak memiliki masalah mengonsumsi gluten, namun bagi sebagian lagi, gluten dapat menimbulkan reaksi negatif dengan gejala yang khas. Nama penyakitnya adalah celiac.
Musuh kesehatan itu bernama gluten?
Satu dari 100 orang di seluruh dunia menderita penyakit celiac; kelainan autoimun yang bersifat genetik, dimana seseorang sangat sensitif terhadap gluten. Saat penderita celiac memakan gluten, terjadi reaksi di usus kecil yang menyerang vili (lipatan/jonjot di dinding usus yang berfungsi menyerap nutrisi). Vili juga berfungsi memperluas permukaan usus. Penyakit celiac dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang.
Gejala penyakit celiac
- diare
- kembung atau tinggi gas
- kelelahan
- perut tidak nyamanan
- sembelit
- mual disertai muntah
- anemia
- kehilangan kepadatan tulang (osteoporosis)
- tulang lunak (osteomalacia)
- kulit gatal (ruam kulit)
- sariawan
- nyeri sendi
Gejala celiac tidak selalu sama pada setiap orang yang menderitanya. Anak-anak cenderung mengalami masalah pencernaan dibandingkan orang dewasa. Ada yang disebut dengan sensitivitas gluten (intoleransi gluten) yang gejalanya mirip celiac, namun tidak merusak usus kecil.
Seseorang dengan sensitivitas gluten cenderung memiliki gejala yang tidak terkait dengan sistem pencernaan mereka, seperti:
- sakit kepala
- nyeri sendi
- mati rasa pada anggota badan
- depresi
Sampai saat ini gluten masih menimbulkan kontroversi, apakah kita perlu ‘memusuhi’ gluten. Sebagian besar sumber mengklaim bahwa itu aman untuk semua orang kecuali mereka yang memiliki penyakit celiac. Di sisi lain, beberapa ahli kesehatan percaya bahwa gluten berbahaya bagi kebanyakan orang. Menurut survei tahun 2013, lebih dari 30% orang Amerika secara aktif mencoba menghindari makan gluten.
Sebuah studi di AS mengamati 393 orang yang menyatakan dirinya intoleransi gluten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya 26 orang yang menderita penyakit celiac, sedangkan 2 orang memiliki alergi gandum. Hanya 27 dari 364 orang yang tersisa menerima diagnosis sensitivitas gluten.
Jadi, pertanyaannya apakah kita perlu ‘memusuhi’ gluten? Ya! Bagi sebagian orang, sebagian besar lainnya tidak perlu menghindari gluten. Ada nutrisi di balik gluten. Jika seseorang menjauhi produk gluten dan tidak menggantinya dengan karbohidrat lain dalam makanan, mereka bisa berisiko kekurangan protein, serat, kalori, dan asupan zat besi.
Jadi, sebaiknya konsultasikan dengan dokter Anda sebelum mencoba diet bebas gluten. Pastikan untuk memilih makanan yang sehat. Label bebas gluten tidak secara otomatis berarti bahwa makanan itu sehat. Junk food bebas gluten tetaplah junk food.
Referensi: